Riekha Pricilia

Perempuan, 21 Tahun

Riau, Indonesia

Tiga sifat manusia yang merusak adalah : kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, serta sifat mengagumi diri sendiri yang berlebihan. <div style='background-color: none transparent;'></div>
::
PLAY
Faceblog-Riekha
Shutdown

Navbar3

Search This Blog

Jumat, 30 November 2012

Teori Karir Jhon Holland sebagai Teori yang berorientasi Traits-Factor



Teori pemilihan karir Hollad merupakan salah satu teori pemilihan karir yang beorientasi taits (sifat). Traits-Factor (T-F) adalah karakter-karakter, hal-halyang ada dalam diri individu. Informasi tentang karakter individu dapat diperolehmelalui berbagai macam test standar.
T-F muncul diprakarsai oleh Frank Parson. Beberapa entitas psikis yang dipandang menjadi bagian dari traits danrelatif stabil adalah minat (interest) bakat khusus (special aptitudes), kemampuanintelektual/belajar/akademik (scholastic aptitudes).
Factor adalah bukti statistik bahwa traits benar-benar ada. Dengan demikian factor dapat diartikan sebagai traits yang sudah terukur dengan berbagai macamalat dengan tehnik analisis faktor. Beberapa ahli percaya bahwa traits adalahentitas yang dapat dipelajari (ada karena proses belajar), meskipun demikianmemiliki kecenderungan menetap. Meskipun demikian traits tidak dapat diukur secara sangat akurat sebagaimana kondisi mental manusia yang lain.Beberapa kesimpulan penting tentang traits adalah sebagai berikut (yangakan menjelaskan hakikat traits). Pertama, setiap individu memiliki seperangkat traits yang unik yang dapat diukur secara valid dan reliabel (akurat dan stabil). Kedua, bidang pekerjaan menuntut individu memiliki traits tertentu untuk mencapai keberhasilan, meskipun individu pekerja yang memiliki traits denganrentangan dan jenis karakteristik (kemampuan) yang beragam akan menuaikeberhasilan dalam pekerjaan yang tersedia. Ketiga, memilih pekerjaan adalah proses yang agak linier/langsung dan mungkin dilakukan dengan mencocokkan traits yang dimiliki individu dengan tuntutan bidang kerja tertentu. Keempat, semakin dekat hubungan (sesuai) antara karakteristik personal (traits) dengantuntutan kerja, akan semakin besar kemungkinan sukses kerja yang berupa produktivitas dan kepuasan kerja (productivity and satisfaction). Dari sekian banyak uraian mengenai teori perkembangan karir yangdikemukakan oleh John Hollad, salah satu inti terpenting dari teori tersebut adalah penjelasan mengenai hubungan antara karakteristik kepribadian dengankarakteristik lingkungan okupasional. Dalam hal ini bila kita meninjau makna dari trait-factor itu sendiri, maka dalam teori Holland ini, hubungan antartipekepribadian dengan lingkungan okupasional merupakan hubungan traits-factor. Tipe kepribadian merupakan unsur traits dari teori Holland sedangkan lingkungan okupasional merupakan unsure factor itu sendiri. Tarsidi (2008), merangkum tentang hubungan antara tipe/karakteristik kepribadian (traits) dengan lingkungan okupasional (factor) dalam tabel sebagai berikut:
Gaya Pribadi
Tema Lingkungan Okupasional
Agresif, lebih menyukai tugas-tugas pekerjaan konkret dari pada abstrak, pada dasarnya kurangdapat bergaul, interaksi interpersonal buruk. Realistic Pekerja terampil seperti tukang pipa, tukang listrik, dan operator mesin. Keterampilan teknisi seperti juru mesin pesawat terbang, juru foto, juru draft dan pekerjaan servis tertentu. Intelektual, abstrak, analitik, mandiri, kadang-kadang radikal dan terlalu berorientasi pada tugas Investigative Ilmiah seperti ahli kimia, ahlifisika, dan ahli matematik. Teknisi seperti teknisi lab, programmer komputer, dan pekerja elektronik. Imaginatif, menghargai estetika, lebih menyukai ekspresi dirimelalui seni, agak mandiri dan extrovert.
Artistik seperti pematung, pelukis, dan desainer. Musikalseperti guru musik, pemimpin orkestra, dan musisi.
Sastrais seperti editor, penulis, dan kritikus.
Lebih menyukai interaksi sosial, senang bergaul, memperhatikan masalah-masalah sosial, religius, berorientasi layanan masyarakat, dan tertarik pada kegiatan pendidikan.
Edukasional seperti guru, administrator pendidikan, dan profesor.
Kesejahteraan social seperti pekerja sosial, sosiolog,konselor rehabilitasi, dan perawat profesional.
Extrovert, agresif, petualang, lebih menyukai peran-peran pemimpin, dominant, persuasif,dan memanfaatkan keterampilan verbal yang baik. 
Enterprising Managerial seperti menejer  personalia, produksi, dan menejer pemasaran. Berbagai posisi pemasaran seperti sales person asuransi, real estate, dan mobil.

KASUS KONSELING DALAM KARIR & PEKERJAAN
Indikator
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru bk, teman satu kelas dan wawancara langsung dengan Diandra.
a.       Aktif di kelas
b.      Memiliki keterampilan sosial yang baik
c.       Selalu membuat contekan atau menyontek pada teman saat ulangan fisikadan matematika
d.      Nilai ulangan bagus, kecuali nilai mata pelajaran fisika.
e.       Jarang mengerjakan tugas (PR) mata pelajaran matematika dan fisika.
Rentang Masalah: Saat duduk dibangku SMA, Diandra selalu mendapat nilai yang kurang dalam setiap ulangan harian, uts, dan uas matematika maupun fisika. Namun, ketika ditanya oleh guru pembimbing, wali kelas mengenai penjurusan dikelas XI, ternyata Diandra ingin masuk program IPA.

A.Analisis
Diandra anak yang berasal dari keluarga yang serba berkecukupan. Keduaorang tuanya bekerja. Ayah dan Ibunya seorang wiraswasta. Saat SMP kelas VIII, Diandra pernah menjabat sebagai bendahara studi tour di kelasnya. Saat menyetorkan uang studi tour, ternyata uang yang harus disetorkan kurang. Diandra mengatakan bahwa dia tidak pernah memakai uang studi tour teman-temannya. Setelah diselidiki, ternyata Diandra salah memberikan uang kembalian pada temannya. Bukan hanya satu orang, tapi beberapa orang. Sejak saat itu, Diandra tidak menyukai hal yang berhubungan dengan hitung-menghitung. Menginjak SMA, mata pelajaran matematika semakin rumit dibandingkan SMP. Diandra pun semakin tidak menyukai pelajaran matematika, ditambah dengan fisika yang sangat sulit menurutnya.
Orang tua Diandra menginginkan Diandra masuk program IPA saat penjurusan di kelas XI dan Diandra pun ingin masuk  program IPA karena ada mata pelajaran yang sangat disukainya, yaitu biologi. Namun di sisi lain, Diandra tidak ingin bertemu lagi dengan mata pelajaran matematika dan fisika. Praktikan menganalisis hasil psikotes yang pernah diikuti konseli ketika duduk di kelas X. Dari hasil psikotes tersebut diperoleh data bahwa konseli memiliki kemampuan umum (intelegensi) ± 120. Minat pekerjaan yang termasuk kualifikasi tinggi terdapat pada aspek  persuasive, dan kualifikasi sedang pada aspek literary. Kemudian dari bakat terungkap bahwa konseli mempunyai bakat dalam kemampuan berbahasa yang termasuk kualifikasi tinggi. Secara keseluruhan saran dari hasil psikotes ini yaitu disarankan konseli untuk masuk dalam bidang studi bahasa & komunikasi, dan jurnalistik. Dari data psikotes ini, diperoleh data bahwa kurang ada kesesuaian antara minat konseli dengan hasil psikotes. Pada aspek kepribadian, kualifikasi tinggi pada aspek affiliation dan succorance. Ini menandakan bahwa konseli memiliki solidaritas yang tinggi, setiakawan dan memiliki kecenderungan untuk memahami serta selalu membantu orang lain yang kesulitan. Merujuk pada hasil psikotes, berdasarkan enam perkembangan tipe-tipe kepribadian Holland, Dian (konseli) termasuk kedalam tipe sosial.
Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan pekerjaan yang bersifat membantu orang lain. Ciri-ciri dari tipe model ini adalah pandai bergaul dan berbicara, bersifat responsif, bertanggung jawab, kemanusiaan, bersifat religius,membutuhkan perhatian, memiliki kecakapan verbal, hubungan antar pribadi,menjauhkan bentuk pemecahan masalah secara intelektual, lebih berorientasi pada perasaan. Orang model orientasi sosial memiliki ciri-ciri kebutuhan akan kemampuan untuk menginter pretasi dan mengubah perilaku manusia, serta minat untuk berkomunikasi dengan orang lain.
B.Diagnosis
Dari indikator yang diperoleh mengindikasikan bahwa minat Diandra belum terarah dalam pemilihan program jurusan yang sesuai dengan potensiak ademik yang dimilikinya.
C.Prognosis
·         Potensi yang dimiliki konseli
a)      Sehat (jarang sakit)
b)      Ramah
c)      Mudah bersosialisasi
·         Hambatan/kelemahan yang dialami oleh konseli
a)      Tidak menyukai pelajaran menghitung, khususnya fisika
b)      Peluang yang ada di lingkungan
c)      Orang tua mendukung pemilihan jurusan yang diinginkan siswad.
d)     Tantangan yang diperoleh dari lingkungan
e)      Teman-teman satu gank Diandra mengajaknya untuk masuk jurusan yangsama dengan mereka yaitu IPS, padahal Diandra tidak berminat masuk  jurusan IPS. Disisi lain Diandra ingin tetap satu kelas dengan ganknya dikelas XI nanti.
D.Treatment
Bantuan yang mungkin dilakukan berdasarkan hasil analisis terhadap potensi konseli, hambatan konseli, peluang serta tantangan dari lingkungan yangdisesuaikan dengan kondisi dan berbagai keterbatasan di lapangan, maka didapat beberapa bantuan yang mungkin dilakukan. 
Konselor memberikan informasi mengenai jurusan yang dapat dipilih dikelas XI, mengenai mata pelajaran yang akan dipelajari pada setiap jurusan, dan pengetahuan yang perlu dikuasai pada setiap jurusan
Konselor menginterpretasikan hasil tes psikologis yang berhubungan dengan kepribadian, bakat, serta minat konseli. Adapun teknik wawancara itu, meliputi kegiatan berikut :
a.       Mengarahkan atau menasehatkan (Direct advising), konselor mempunyai alasan untuk percaya akan mendorong kearah masa depandan menghindari kegagalan moril yang serius.
b.      Bujukan (Persuasion), konselor membujuk siswa memahami implikasidan hasil diagnosa untuk langkah berikutnya. Konselor tidak menekan pilihan siswa tetapi membujuk siswa untuk menghindari permasalahan baru. Misalnya, jika konseli masuk jurusan IPA, konseliakan memperoleh kesulitan-kesulitan yang lebih dalam mengerjakantugas-tugas untuk mata pelajaran eksak, khususnya matematika danfisika.
c.       Penjelasan (Explanation), konselor menyelidiki penafsiran arti dari hasil diagnosa test dan data nontest dalam suatu usaha untuk meningkatkan pemahaman konseli tentang hasil dan pilihan mereka.Masing-Masing pilihan karir yang dipertimbangkan oleh konseli secara sistematis ditinjau dan diproyeksikan ke masa depan yangsecara psikologis dapat memprediksi kepuasan dan kesuksesan jabatandalam kedudukan berbeda. Konselor berinisiatif dalam proses konseling dengan memperkenalkan atau memberikan hasil tes (lembar hasil psikotes). Satu hasil tes dihubungkan untuk mempermudah pilihan karir konseli. Konselor memusatkan perhatian pada saat wawancara dalam membuat keputusan. Alternatif mana yang akan dipilihtergantung pada konseli sendiri.
E.Follow up (Tindak Lanjut)
Pada akhrinya konseli menyadari bahwa minat dan bakat konseli bukan pada bidang science atau eksak, melainkan social . Konselor mendapatkan timbal balik bawah diagnosa masalah Diandra sebagai pilihan karir yang belum terarahadalah benar. Lebih jauh, penyedia tes dan informasi lain mengenai diri sendiridan informasi program jurusan dalam menyimpulkan sebuah karir muncul menjadi strategi konseling yang efektif dan tidak langsung bahwa Diandra meningkatkan fasilitasnya untuk membuat keputusan. Selanjutnya bukan tujuaneksplisit pada konseling tetapi lebih menjadi sebuah produk yang terdapat dalamrencana masa depan Diandra.
Tindak lanjut dilakukan untuk mengetahui keadaan siswa setelah informasi diberikan dan layanan bimbingan karir yang berbasis teori trait and  factor.
Tindak lanjut ini membahas:
1.      Sesuai atau tidaknya keadaan diri dengan pilihan karir berdasarkan data.
2.      Siswa menerima kenyataan minta dan kemampuan berdasarkan tipe kepribadiannya.
3.      Langkah selanjutnya bagi siswa setelah mengetahui tipe kepribadiaannya.
4.      Melihat pengaruh informasi yang telah diberikan dengan perilaku keseharian siswa.
5.      Melihat pengaruh informasi baru dengan hubungan sosial siswa.
6.      Siswa dapat memilih alternatif pilihan karir yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya

KESIMPULAN
Akhrinya konseli (Diandra) menyadari bahwa minat dan bakat konseli bukan pada bidang science atau eksak, melainkan social. Pola minat berhubungandengan skor dalam intelegensi, sikap khusus dan tes prestasi. Yang mendasari prinsip sebagai indikator minat adalah kesesuaian antara kemampuan Diandradengan kenyataan yang ada sebagai dasar dalam memilih karir. Sebenarnya proses konseling karir trait and factor terbagi dalam wilayah permasalahan.
a.       Latar belakang masalah (Kumpulan data diri)
b.      Pernyataan masalah (Menginterpretasikan tes)
c.       Resolusi masalah (Informasi Program jurusan/pekerjaan)
Bimbingan karir berbasis pendekatan trait and factor  akan membantu siswa dalam berbagai dimensi yang didambakan oleh siswa sendiri yang kerapkali berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan yang menjadi pegangan dalam hidupuntuk menyadari tentang berbagai faktor-faktor seperti sifat-sifat atau ciri-ciri kepribadian yang akan memberikan corak khas yang melekat pada diri siswa yang berpengaruh terhadap perkembangan karir serta mengidentifikasi faktor tersebutdalam pribadinya sendiri yang akan mempengaruhi siswa dalam membuat pilihan jurusan atau karir secara bijaksana, dan bertanggung jawab serta mengimplementasikan pilihannya tersebut dalam suatu rencana persiapan jangka pendek dan panjang.


0 Komentar: