Riekha Pricilia

Perempuan, 21 Tahun

Riau, Indonesia

Tiga sifat manusia yang merusak adalah : kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, serta sifat mengagumi diri sendiri yang berlebihan. <div style='background-color: none transparent;'></div>
::
PLAY
Faceblog-Riekha
Shutdown

Navbar3

Search This Blog

Jumat, 30 November 2012

Contoh studi kasus bakat dan intelegensi



 Mata Kuliah
Pengukuran Bakat dan Intelegensi


                                Dosen Pengampu
                                             Ami Widyastuti, M.Si


studi kasus bakat dan intelegensi


Description: http://a2.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash3/527487_443464095666917_100000099920173_1920378_532430820_n.jpg
 





DISUSUN OLEH :
Dewi Anjani Siregar
Rika Pricillia
Merry Cristina


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2011

STUDI KASUS BAKAT DAN INTELEGENSI bak
KASUS :
Abdi Putra (22) adalah seorang mahasiswa Teknik  Sipil di sebuah Universitas Negeri di kota T***. Ia sekarang duduk di tingkat 3, semester 6. IPK nya cenderung menengah ke bawah, pas-pas makan istilah teman-temannya. Semangat belajarnya pun senin kamis, aras-arasan, atau dengan kata lain tergantung moodnya. Padahal jurusan teknik sipil adalah pilihannya, dengan seleksi yang ketat, ia berhasil masuk ke sebuah Universitas bergengsi di kotanya. Tak main-main, ia berhasil menduduki peringkat 3 dari ratusan saingannya. Ketika itu, banyak yang menyangka, Abdi akan menjadi mahasiswa brilian dengan prestasi akademik yang bagus. Betapa tidak, sejak masih di bangku sekolah, Abdi pun terkenal karena prestasi akademiknya yang memukau. Ia sering mengharumkan nama sekolahnya dengan berbagai medali olimpiade yang dimenangkannya. Mulai olimpiade fisika, matematika maupun kimia. Maka tak heran, banyak yang memprediksi dan menaruh harapan besar bahwa Abdi nantinya akan menjadi ahli Teknik yang handal, ketika ia memilih Teknik menjadi jurusannya. Bahkan, jurusan teknik sipil ini sebenarnya adalah rekomendasi dari salah seorang guru fisika yang dekat dengannya “ Ia akan menjadi insyinyur yang sangat berbakat”, begitu kata gurunya. Maka Abdi pun memilih jurusan ini.
Namun, kenyataanya berbalik sempurna ketika ia masuk jurusan tersebut. Ia bukanlah Abdi siswa yang cemerlang, melainkan menjadi Abdi mahasiswa pemalas, tak ada semangat, dan terancam droup out. Yang anehnya, Abdi tampak sangat antusias jika ia mengutak-atik komputer. Pun ketika ia menjelajah di dunia Internet, ia sangat menikmatinya. Bahkan, sekarang ini Abdi menjadi operator di sebuah warnet terbesar di kotanya, suatu pekerjaan yang sangat bertolak belakang dengan kuliahnya. Apa yang terjadi? Apakah pelajarannya terlalu rumit untuk Abdi yang cerdas atau Abdi telah menjadi mahasiswa salah jurusan?
Jawab :
Dalam kasus Abdi ada beberapa hal yang menjadi penyebab atau akar dari masalahnya. Beberapa hal itu adalah bakat, minat dan kepribadian dari Abdi. Kita bisa melihat bahwa Abdi sebenarnya memilki potensi yang besar untuk meraih kesuksesannya. Potensi itu adalah kecerdasannya yang terbukti dari prestasi-prestasi akademik yang diperolehnya. Jika memakai istilah ekonomi, Abdi telah memilki “modal” yang cukup untuk masa depannya. Pun ketika kita melihat sekilas, Abdi telah memilki bakat yang menonjol dalam bidang eksakta. Banyak alternatif yang membutuhkan bakat dalam bidang tersebut, antara lain kedokteran, teknik, MIPA dan lain sebagainya. Termasuk teknik sipil yang sedang digelutinya saat ini. Namun, “gagal”adalah kata yang cocok untuk melaporkan hasil studinya. Apakah Abdi tidak memiliki bakat? Sepertinya ia punya bakat  yang dibutuhkan dalam studinya, tapi ada satu hal penting yang harus ada dalam semua pekerjaan atau aktivitas apapun, yakni kemauan atau bahasa lainnya adalah minat.
Bakat menurut ahli dalam kamus Bahasa Indonesia (Yardianto, 1997) diartikan sebagai dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa sejak lahir. Bakat atau kemampuankhusus merupakan potensi yang dimiliki individu yang harus digali agar dapat diaplikasikan dengan tepat sesuai bidangnya. Bakat menurut DR Saparinah Sadli adalah yang dalam teori psikologi disebut aptitude. Bakat adalah sebuah faktor bawaan yang berupa potensi, yang aktualisasinya membutuhkan interaksi dengan faktor-faktor dalam lingkungan (Wulyo, 1990). Farida (1998) menuliskan beeberapa pendapat ahli tentang mengertian bakat antara lain :

  1. Werren dalam bukunya Dictionary of Psychology mengatakan bahwa bakat (aptitude) dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi atau disposisi-disposisi tertentu yang menggejala pada kecakapanseseorang untuk memperoleh denganmelalui latihan satu atau beberapa pengetahuan keahlian atau respon.
  2. Crow and Crow dalam bukunya General Psychology mengatakan bahwa bakat (aptitude) adalah suatu kualitas yang nampak dalam tingkah laku manusia pada suatu lapangan keahlian tertentu.
  3. Morgan mengatakan bakat (aptitude) adalah kemampuan khusus yang dibutuhkan dalam aktivitas dan pekerjaan tertentu. Dari pendapat di atas bakat dapat diartikan sebagai suatu potensi pada seseorang yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus melalui proses belajar.
Menurut Dr. Saparinah Sadli, bakat adalah apa yang dalam teori psikologi disebut aptitude. Bakat adalah faktor bawaan yang berupa potensi, yang aktualisasinya membutuhkan interaksi dengan faktor-faktor dalam lingkungan (Intelegensi Bakat dan test IQ oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, PT Favorit Press, Jakarta, 1986, hal.18). Dari pengertian ini kita dapat menarik kesimpulan bahwa bakat itu, pertama, merupakan sesuatu yang masih terpendam. Kedua, bakat akan sangat membantu bila mendapat latihan yang cukup.
Sementara minat adalah fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Minat merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik. Dalam menjalankan fungsi minat berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan.
Manusia memberi corak dan menentukan, sesudah memilih dan mengambil keputusan. Perbuatan minat memilih dan mengambil keputusan disebut keputusan kata hati. Adapun proses minat terdiri dari:
  1. Motif (alasan, dasar, pendorong).
  2. Perjuangan motif. Sebelum mengambil keputusan pada batin terdapat beberapa motif yang bersifat luhur dan rendah dan di sini harus dipilih.
  3. Keputusan. Saat yang penting yang berisi pemilihan antara motif-motif yang ada dan meninggalkan kemungkinan yang lain, sebab tak mungkin seseorang mempunyai macam-macam keinginan pada waktu yang sama.
  4. Bertindak sesuai dengan keputusan yang diambil.
Keputusan kata hati merupakan perbuatan kemampuan untuk memilih dan mengambil keputusan dengan ciri-ciri: mempertahankan seluruh kepribadiannya, sifatnya irrasional, berlaku perseorangan dan pada suatu situasi dan timbulnya dari lubuk hati (Purwanto, 1998).
Dalam kamus Bahasa Indonesia, Minat diartikan dengan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, dan keinginan (Yardianto, 1997). Perasaan senang dan tidak senang merupakan dasar dari suatu minat. Minat seseorang dapat diketahui dari pernyatan senang dan tidak senang terhadap objek tertentu. Antara minat dan perhatian pada umumnya dianggap sama. Tetapi pada prakteknya selalu bergandengan satu sama yang lainnya. Pada kenyataannya jika seseorang tertarik pada sesuatu maka dimulai dengan adanya minat terhadap sesuatutersebut. Jadi minat mendahului perhatian, karena minat merupakan sikap jiwa seseorang, sedangkan perhatian merupakan keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu objek. Jadi antara minat dan perhatian merupakan komponen yang kuat dalam praktek karena apa yang menjadi minat dapat menyebabkan adanya perhatian dan apa yang menyebabkan perhatian tertentu disertai dengan minat.
Farida (1998) menuliskan beeberapa pendapat ahli tentang mengertian minat antara lain :
  1. Jersild dan Tasch menekankan bahwa Minat (interest) adalah hal yang menyangkut aktivitas-aktivitas yang dipilih yang dipilih secara bebas oleh individu.
  2. Doylers Fryer mendifinisikan minat sebagai suatu sikap atau perasaan yang positif terhadap suatu aktivitas orang, pengalaman, atau benda.
  3. Cony Semiawan menengatakan minat sebagai suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya .
  4. Menurut Abu Ahmadi, minat adalah sikap jiwa orang seorang termasuk tiga fungsi jiwanya ( kognisi, konasi, emosi) yang tertuju kepada sesuatu, dan dalam hubungan itu unsur perasaan yang terkuat.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan minat adalah sesuatu yang digemari atau yang disenangi oleh seseorang terhadap terhadap sesuatu atau fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu.
Bakat dan minat merupakan komponen yang tak bisa dipisahkan karena kedua komponen ini jika terpisah maka tidak akan menjamin keberhasilan individu. Seseorang bisa saja mempunyai minat yang besar terhadap sesuatu tetapi jika tidak diimbangi bakat yang ada maka keberhasilan tidak akan menjamin seseorang tersebut. Begitu pula sebaiknya jika seseorang memiliki bakat yang besar tetapi tidak didasari oleh minat yang kuat maka hal itu juga tidak akan menjamin keberhasilannya.
Akan tetapi minat itu sendiri bukan jaminan mutlak untuk berhasil dan begitu juga bakat yang besar bukan satu-satunya kondisi yang dapat menjamin berhasil dalam sesuatu pekerjaan.Pilihan-pilihan yang berdasarkan pada minat semata-mata dan tanpa didukung oleh kecerdasan maupun bakat dapat menimbulkan kekecewaan.

Dari beberapa teori-teori dan pendapat tentang Bakat dan Minat, maka kita dapat menganalisis bahwa Abdi mungkin memang punya bakat di bidang sains, tapi bukan berarti ia dapat berhasil dalam semua bidang sains. Karena ternyata untuk berhasil tidak cukup dengan modal berbakat, tapi juga harus punya kemauan atau minat. Namun, jika hanya memiliki niat pun tak cukup  untuk meraih keberhasilan. Intinya, bakat dan minat harus dipadukan dengan baik atau berjalan beriringan. Hanya ada satu tanpa ada yang lain, tak akan cukup membuat siapa saja berhasil, termasuk Abdi. Meskipun dia memilki otak yang encer, Abdi harus melihat dan memilih apa yang menjadi daya tarik dan minat untuk masa depannya. Abdi yang memiliki minat dalam bidang komputer dan  informatika, tidak berada dalam wadah yang tepat, akibatnya ia melenceng dari tempat yng dipilihnya, yakni Teknik Sipil.
Solusi yang tepat untuk Abdi adalah meng croscheck kembali apa yang disukainya sesuai dengan kemampuannya. Jika ia masih kesulitan untuk mengetahui apa yang menjadi bakat dan minatnya, ia disarankan untuk meminta bantuan dari psikolog untuk membantu memberinya Tes Bakat dan Minat, sehingga ia mengetahui bakat apa yang dimilikinya dan ia berminat dalam hal apa. Penting juga untuk orangtua Abdi lebih memperhatikan masalah ini untuk keberhasilan Abdi nantinya. Juga sebaiknya Abdi tidak serta merta menerima saran dari orang lain tanpa meninjau terlebih dahulu, sekalipun saran itu diberikan oleh orangtua dan pendidik Abdi, karena yang mengetahui diri Abdi dengan baik adalah Abdi sendiri. Selagi memiliki kesempatan, tidak ada salahnya mencoba untuk mengikuti Tes Bakat dan Minat agar tidak terjadi kesalahan yang serupa di masa yang akan datang.

0 Komentar: