Riekha Pricilia

Perempuan, 21 Tahun

Riau, Indonesia

Tiga sifat manusia yang merusak adalah : kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, serta sifat mengagumi diri sendiri yang berlebihan. <div style='background-color: none transparent;'></div>
::
PLAY
Faceblog-Riekha
Shutdown

Navbar3

Search This Blog

Jumat, 30 November 2012

Proposal Sinopsis 2


Hubungan Kecemasan Terhadap IUFD ( Intra Uterine Fetal Death )  Dengan Motivasi Menggnakan KB

Kehamilan merupakan suatu kejadian yang selalu ditunggu-tunggu oleh pasangan suami-istri. Saat ini, pada umumnya seorang ibu sudah mengerti bagaimana seharusnya ia lebih menjaga kondisi tubuh demi kelancaran kehamilan dan perkembangan janin dalam kandungannya. Meskipun demikian, hal-hal yang dapat mengganggu proses kehamilan masih saja tidak dapat dihindari. Salah satunya adalah kematian janin dalam kandungan atau intra uterine fetal death (IUFD).
Kematian janin dalam kandungan dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor ibu, faktor janin, dan faktor kelainan tali pusat. Faktor ibu meliputi umur, paritas, pemeriksaan antenatal, dan penyakit yang diderita oleh ibu (anemia, pre-eklampsi dan eklampsia, solusio plasenta, diabetes melitus, rhesus iso-imunisasi, infeksi dalam kehamilan, ketuban pecah dini, dan letak lintang). Faktor janin yaitu kelainan kongenital, dan infeksi intranatal). Faktor kelainan tali pusat yaitu kelainan insersi tali pusat, simpul tali pusat, dan lilitan tali pusat (Manuaba, 2003 Wiknjosastro, 2005).
            Dalam 10 tahun terakhir angka kematian bayi dalam kandungan tidak ada penurunan  yang berarti. Data yang diperoleh dari Dinas kesehatan  periode Januari – Desember 2006 menunjukkan bahwa jumlah kasus kematian janin dalam kandungan sebanyak 30 kasus dari 992 persalinan atau terjadi sebesar 0,45% setiap bulan, sedangkan untuk periode 01 Januari 2007 – 31 Desember 2007 sebanyak 69 kasus dari 1.395 persalinan atau terjadi sebesar 1,12% setiap bulan. (Monintja, 2006).
Fenomena seperti ini merupakan  masalah utama yang sedang dihadapi oleh pasangan suami istri yang ingin memiliki anak, khususnya para ibu. Ketakutan akan terjadinya intra uterine fetal death (IUFD) pada diri mereka akan menimbulkan kecemasan bagi para ibu untuk hamil, sehingga tidak sedikit para ibu akan menunda kehamilannya dengan berbagai cara, salah satunya dengan menggunakan KB ( keluarga berencana). Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu serta kemtian janin yang sedemikian tinggi. 
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat masalah Hubungan Kecemasan Terhadap IUFD Dengan Motivasi Menggunakan KB.

Teori utama
1.      Kecemasan
Kecemasan adalah  suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal (Sundeens, 1998).
Kecemasan adalah respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar atau konfliktual (Kaplan & Sadock, 1997).
Menurut Hurlock (1991:221 ) mengemukakan kecemasan sebagai keadaan mental yang tidak enak berkenaan dengan sakit yang mengancam atau yang dibayangkan.
Menurut Gunarsa (1999 : 96 ) kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati , perubahan dalam dirinya sendiri yang timbul dari dalam.
Kecemasan adalah keadaan yang menggambarkan suatu pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang menyertai suatu konflik atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada hubungannya berbagai perasaan (Stuart G, 2008).

2.      Motivasi
Motif atau motivasi berasal dari kata latin moreve yang berarti dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Pengertian motivasi tidak terlepas dari kata kebutuhan atau needs atau want. Kebutuhan adalah suatu “potensi” dari dalam diri manusia yang perlu ditanggapi atau direspons (Notoatmodjo, 2007).
     Menurut Kartini Kartono motivasi menjadi dorongan (driving force) terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu.
Menurut Wexley & Yukl (dalam As’ad, 1987 ) motivasi adalah pemberian atau penimb0.ulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.
Menurut Mitchell (dalam Winardi, 2002) motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu.  
Menurut Gray, motivasi adalah sebagai sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.

Metodologi penelitian
a.       Desain peneltian : Korelasional
b.      Subjek : ibu-ibu yang sudah menikah dan berusia antara 20 sampai 30 tahun.
c.       Alat ukur : skala kecemasan dan motivasi
d.      Analisis data : teknik statistic koefesien korelasi product momen.







Hubungan Penerimaan Diri Dengan Depresi Pada Ibu Yang Mengalami IUFD

Intra uterine fetal death (IUFD )adalah keadaan dimana tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan baik pada kehamilan yang besar dari 20 minggu atau kurang dari 20 minggu(RustamMuchtar,1998). Kematian janin ini dapat terjadi pada siapa pun, dan biasanya berakhir dengan abortus. Bila hasil konsepsi yang sudah mati tidak dikeluarkan dan tetap tinggal dalam rahim maka ini dapat membahayakan nyawa sang ibu.
Biasanya ibu telah merasakan gerakan janin sejak kehamilan 20 minggu dan seterusnya. Apabila wanita tidak merasakan gerakan janin dapat disangka terjadi kematian dalam rahim. Kematian janin dalam kandungan dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor ibu, faktor janin, dan faktor kelainan tali pusat. Faktor ibu meliputi umur, paritas, pemeriksaan antenatal, dan penyakit yang diderita oleh ibu (anemia, pre-eklampsi dan eklampsia, solusio plasenta, diabetes melitus, rhesus iso-imunisasi, infeksi dalam kehamilan, ketuban pecah dini,
dan letak lintang). Faktor janin yaitu kelainan kongenital, dan infeksi intranatal). Faktor kelainan tali pusat yaitu kelainan insersi tali pusat, simpul tali pusat, dan lilitan tali pusat (Manuaba, 2003; Wiknjosastro, 2005).
            Data dari dari dinas kesehatan menyebutkan periode Januari – Desember 2006 menunjukkan bahwa jumlah kasus kematian janin dalam kandungan sebanyak 30 kasus dari 992 persalinan atau terjadi sebesar 0,45% setiap bulan, sedangkan untuk periode 01 Januari 2007 – 31 Desember 2007 sebanyak 69 kasus dari 1.395 persalinan atau terjadi sebesar 1,12% setiap bulan. (Monintja, 2006).
            Fenomena seperti sangatlah memprihatinkan, ditengah banyaknya himbauan tentang gerakan perduli kesehatan ibu dan anak, ternyata masih saja banyak terjadi hal-hal seperti ini. Bukan hanya itu saja, keadaan psikologis ibu yang mengalami IUFD   haruslah diperhatikan. Salah satunya penyebab gangguan psikologi adalah pnerimaan diri yang negative.Penerimaan diri yang negative akan berujung pada depresi. Depresi adalah gangguan penyesuaian diri (gangguan dalam perkembangan emosi jangka pendek atau masalah-masalah perilaku, dimana dalam kasus ini, perasaan sedih yang mendalam dan perasaan kehilangan harapan atau merasa sia-sia, sebagai reaksi terhadap stressor)  dengan kondisi mood yang menurun (Wenar & Kerig, 2000). Depresi sangat membahayakan sipenderita karena dapat  menimbulkan munculnya berbagai penyakit fisik, seperti gangguan pencernaan (gastritis), asma, gangguan pada pembuluh darah (kardiovaskular), serta menurunkan produktivitas.  Selain itu depresi yang tidak diterapi dengan baik  bisa berakhir dengan bunuh diri. Oleh karena itu saya tertarik untuk mengangkat masalah ini, karena banyak sekali terjadi fenomena seperti ini di zaman sekarang.

Teori utama
1.      Penerimaan diri
Menurut Maslow (dalam Hjelle dan Ziegler, 1992) penerimaan diri merupakan sikap positif terhadap dirinya sendiri, ia dapat menerima keadaan dirinya secara tenang, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Menurut Perls (dalam Schultz, 1991)  penerimaan diri berkaitan dengan orang
yang sehat secara psikologis yang memiliki kesadaran dan penerimaan penuh terhadap siapa dan apa diri mereka.
Menurut Jahoda (dalam Wilsa, 1997) yaitu penerimaan diri merupakan salah satu karakteristik dalam kesehatan mental seseorang. Orang yang memiliki kesehatan mental yang baik akan memperlihatkan perasaan menghargai diri sendiri dan menghargai orang lain.
Menurut Chaplin (1999) mengatakan penerimaan diri adalah sikap yang pada dasarnya merasa puas dengan diri sendiri, kualitas-kualitas dan bakat-bakat sendiri, serta pengetahuan- pengetahuan akan keterbatasan-keterbatasan sendiri.


2. Depresi
            Menurut Wenar & Kerig ( 2000 ) depresi merupakan gangguan penyesuaian diri (gangguan dalam perkembangan emosi jangka pendek atau masalah-masalah perilaku, dimana dalam kasus ini, perasaan sedih yang mendalam dan perasaan kehilangan harapan atau merasa sia-sia, sebagai reaksi terhadap stressor)  dengan kondisi mood yang menurun.
            Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri. (Kaplan, 2010).
Menurut  Maslim ( 2002 ) depresi adalah suatu kondisi yang dapat disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau beberapa aminergik neurotransmiter (noradrenalin, serotonin, dopamin) pada sinaps neuron di SSP (terutama pada sistem limbik).

Metodologi penelitian
a.       Desain peneltian : Korelasional
b.      Subjek : ibu-ibu yang pernah mengalami IUFD
c.       Alat ukur : skala penerimaan diri dan skala depresi
d.      Analisis data : teknik statistic koefesien korelasi product momen.






0 Komentar: