Hubungan
Kecemasan Terhadap IUFD ( Intra
Uterine Fetal Death )
Dengan Motivasi Menggnakan KB
Kehamilan
merupakan suatu kejadian yang selalu ditunggu-tunggu oleh pasangan suami-istri.
Saat ini, pada umumnya seorang ibu sudah mengerti bagaimana seharusnya ia lebih
menjaga kondisi tubuh demi kelancaran kehamilan dan perkembangan janin dalam
kandungannya. Meskipun demikian, hal-hal yang dapat mengganggu proses kehamilan
masih saja tidak dapat dihindari. Salah satunya adalah kematian janin dalam
kandungan atau intra uterine fetal death
(IUFD).
Kematian
janin dalam kandungan dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor ibu,
faktor janin, dan faktor kelainan tali pusat. Faktor ibu meliputi umur,
paritas, pemeriksaan antenatal, dan penyakit yang diderita oleh ibu (anemia,
pre-eklampsi dan eklampsia, solusio plasenta, diabetes melitus, rhesus
iso-imunisasi, infeksi dalam kehamilan, ketuban pecah dini, dan letak lintang).
Faktor janin yaitu kelainan kongenital, dan infeksi intranatal). Faktor
kelainan tali pusat yaitu kelainan insersi tali pusat, simpul tali pusat, dan
lilitan tali pusat (Manuaba, 2003 Wiknjosastro, 2005).
Dalam 10 tahun terakhir angka
kematian bayi dalam kandungan tidak ada penurunan yang berarti. Data yang diperoleh dari Dinas
kesehatan periode Januari – Desember
2006 menunjukkan bahwa jumlah kasus kematian janin dalam kandungan sebanyak 30
kasus dari 992 persalinan atau terjadi sebesar 0,45% setiap bulan, sedangkan
untuk periode 01 Januari 2007 – 31 Desember 2007 sebanyak 69 kasus dari 1.395
persalinan atau terjadi sebesar 1,12% setiap bulan. (Monintja, 2006).
Fenomena
seperti ini merupakan masalah utama yang
sedang dihadapi oleh pasangan suami istri yang ingin memiliki anak, khususnya
para ibu. Ketakutan akan terjadinya intra
uterine fetal death (IUFD) pada diri mereka akan menimbulkan kecemasan bagi
para ibu untuk hamil, sehingga tidak sedikit para ibu akan menunda kehamilannya
dengan berbagai cara, salah satunya dengan menggunakan KB ( keluarga berencana).
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang
paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian.
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu
usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu serta kemtian janin
yang sedemikian tinggi.
Dari
uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat masalah Hubungan Kecemasan Terhadap IUFD Dengan Motivasi Menggunakan KB.
Teori
utama
1. Kecemasan
Kecemasan
adalah suatu keadaan perasaan
keprihatinan, rasa gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau
persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal (Sundeens,
1998).
Kecemasan
adalah respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal,
samar-samar atau konfliktual (Kaplan & Sadock, 1997).
Menurut
Hurlock (1991:221 ) mengemukakan kecemasan sebagai keadaan mental yang tidak
enak berkenaan dengan sakit yang mengancam atau yang dibayangkan.
Menurut
Gunarsa (1999 : 96 ) kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati , perubahan
dalam dirinya sendiri yang timbul dari dalam.
Kecemasan adalah keadaan yang menggambarkan suatu
pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang
menyertai suatu konflik atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada
hubungannya berbagai perasaan (Stuart G, 2008).
2. Motivasi
Motif atau motivasi berasal dari kata
latin moreve yang berarti dorongan
dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Pengertian motivasi
tidak terlepas dari kata kebutuhan atau needs
atau want. Kebutuhan adalah suatu
“potensi” dari dalam diri manusia yang perlu ditanggapi atau direspons
(Notoatmodjo, 2007).
Menurut Kartini Kartono motivasi menjadi
dorongan (driving force) terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu.
Menurut
Wexley & Yukl (dalam As’ad, 1987 ) motivasi adalah pemberian atau penimb0.ulan
motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.
Menurut
Mitchell (dalam Winardi, 2002) motivasi mewakili proses- proses psikologikal,
yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan-
kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu.
Menurut
Gray,
motivasi adalah sebagai sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal
bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan
persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.
Metodologi penelitian
a. Desain
peneltian : Korelasional
b. Subjek
: ibu-ibu yang sudah menikah dan berusia antara 20 sampai 30 tahun.
c. Alat
ukur : skala kecemasan dan motivasi
d. Analisis
data : teknik statistic koefesien korelasi product momen.
Hubungan Penerimaan Diri Dengan
Depresi Pada Ibu Yang Mengalami IUFD
Intra uterine
fetal death (IUFD )adalah keadaan dimana tidak
adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan baik pada kehamilan yang
besar dari 20 minggu atau kurang dari 20 minggu(RustamMuchtar,1998). Kematian
janin ini dapat terjadi pada siapa pun, dan biasanya berakhir dengan abortus.
Bila hasil konsepsi yang sudah mati tidak dikeluarkan dan tetap tinggal dalam
rahim maka ini dapat membahayakan nyawa sang ibu.
Biasanya
ibu telah merasakan gerakan janin sejak kehamilan 20 minggu dan seterusnya.
Apabila wanita tidak merasakan gerakan janin dapat disangka terjadi kematian
dalam rahim. Kematian janin dalam kandungan dapat disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu faktor ibu, faktor janin, dan faktor kelainan tali pusat. Faktor
ibu meliputi umur, paritas, pemeriksaan antenatal, dan penyakit yang diderita
oleh ibu (anemia, pre-eklampsi dan eklampsia, solusio plasenta, diabetes
melitus, rhesus iso-imunisasi, infeksi dalam kehamilan, ketuban pecah dini,
dan letak lintang).
Faktor janin yaitu kelainan kongenital, dan infeksi intranatal). Faktor
kelainan tali pusat yaitu kelainan insersi tali pusat, simpul tali pusat, dan
lilitan tali pusat (Manuaba, 2003; Wiknjosastro, 2005).
Data dari dari dinas kesehatan
menyebutkan periode Januari – Desember 2006 menunjukkan bahwa jumlah kasus
kematian janin dalam kandungan sebanyak 30 kasus dari 992 persalinan atau
terjadi sebesar 0,45% setiap bulan, sedangkan untuk periode 01 Januari 2007 –
31 Desember 2007 sebanyak 69 kasus dari 1.395 persalinan atau terjadi sebesar
1,12% setiap bulan. (Monintja, 2006).
Fenomena
seperti sangatlah memprihatinkan, ditengah banyaknya himbauan tentang gerakan
perduli kesehatan ibu dan anak, ternyata masih saja banyak terjadi hal-hal
seperti ini. Bukan hanya itu saja, keadaan psikologis ibu yang mengalami IUFD haruslah diperhatikan. Salah satunya penyebab
gangguan psikologi adalah pnerimaan diri yang negative.Penerimaan diri yang
negative akan berujung pada depresi. Depresi adalah gangguan penyesuaian diri
(gangguan dalam perkembangan emosi jangka pendek atau masalah-masalah perilaku,
dimana dalam kasus ini, perasaan sedih yang mendalam dan perasaan kehilangan
harapan atau merasa sia-sia, sebagai reaksi terhadap stressor) dengan kondisi mood yang menurun (Wenar & Kerig,
2000). Depresi sangat membahayakan sipenderita karena dapat menimbulkan munculnya berbagai penyakit fisik, seperti
gangguan pencernaan (gastritis), asma, gangguan pada pembuluh darah
(kardiovaskular), serta menurunkan produktivitas. Selain itu depresi yang tidak diterapi dengan
baik bisa berakhir dengan bunuh diri.
Oleh karena itu saya tertarik untuk mengangkat masalah ini, karena banyak
sekali terjadi fenomena seperti ini di zaman sekarang.
Teori utama
1. Penerimaan
diri
Menurut Maslow (dalam Hjelle dan Ziegler, 1992) penerimaan
diri merupakan sikap positif terhadap dirinya sendiri, ia dapat menerima
keadaan dirinya secara tenang, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Menurut Perls (dalam Schultz, 1991) penerimaan diri berkaitan dengan orang
yang sehat secara psikologis yang memiliki kesadaran dan penerimaan penuh terhadap siapa dan apa diri mereka.
yang sehat secara psikologis yang memiliki kesadaran dan penerimaan penuh terhadap siapa dan apa diri mereka.
Menurut Jahoda (dalam Wilsa, 1997) yaitu penerimaan diri
merupakan salah satu karakteristik dalam kesehatan mental seseorang. Orang yang
memiliki kesehatan mental yang baik akan memperlihatkan perasaan menghargai
diri sendiri dan menghargai orang lain.
Menurut Chaplin (1999) mengatakan penerimaan diri adalah
sikap yang pada dasarnya merasa puas dengan diri sendiri, kualitas-kualitas dan
bakat-bakat sendiri, serta pengetahuan- pengetahuan akan
keterbatasan-keterbatasan sendiri.
2. Depresi
Menurut Wenar & Kerig ( 2000 )
depresi merupakan gangguan penyesuaian diri (gangguan dalam perkembangan emosi
jangka pendek atau masalah-masalah perilaku, dimana dalam kasus ini, perasaan
sedih yang mendalam dan perasaan kehilangan harapan atau merasa sia-sia,
sebagai reaksi terhadap stressor) dengan kondisi mood yang menurun.
Depresi merupakan satu masa
terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan
gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan,
psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak
berdaya, serta bunuh diri. (Kaplan, 2010).
Menurut
Maslim ( 2002 ) depresi adalah suatu kondisi yang dapat disebabkan oleh
defisiensi relatif salah satu atau beberapa aminergik neurotransmiter
(noradrenalin, serotonin, dopamin) pada sinaps neuron di SSP (terutama pada
sistem limbik).
Metodologi penelitian
a. Desain
peneltian : Korelasional
b. Subjek
: ibu-ibu yang pernah mengalami IUFD
c. Alat
ukur : skala penerimaan diri dan skala depresi
d. Analisis
data : teknik statistic koefesien korelasi product momen.
0 Komentar: