Riekha Pricilia

Perempuan, 21 Tahun

Riau, Indonesia

Tiga sifat manusia yang merusak adalah : kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, serta sifat mengagumi diri sendiri yang berlebihan. <div style='background-color: none transparent;'></div>
::
PLAY
Faceblog-Riekha
Shutdown

Navbar3

Search This Blog

Jumat, 30 November 2012

Contoh Proposal TANGGAPAN MAHASISWA TERHADAP PERILAKU HUBUNGAN SEKS PRANIKAH


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setiap masyarakat selama hidup pasti mengalami perubahan – perubahan. perubahan-perubahan tersebut dapat terjadi pada nilai – nilai sosial, norma – norma sosial, pola – pola interaksi, interaksi sosial, lapisan - lapiasan dalam masyarakat dan lain sebagainya. Perubahan pada masyarakat dunia dewasa ini merupakan suatu gejala normal, yang pengaruhnya dapat menjangkau dengan cepat ke bagian dunia lain atau sifatnya yang menglobal. Hal ini, salah satunya disebabkan karena adanya perkembangan teknologi yang serba modern dan pembangunan yang luar biasa hebatnya yang mampu membawa manusia pada sebuah dinamisasi kehidupan.
Menurut Bagong Suyanto, bahwa ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan atau mudah ikut terbawa arus tidak lain adalah kalangan remaja, disebabkan karena mereka memiliki karakteristik tersendiri yang unik yakni labil dan sedang pada taraf mencari identitas. Pada masyarakat yang sedang mengalami masa transisi, kalangan remaja khususnya seolah – olah terjepit antara norma – norma yang baru.

B.     Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana tanggapan mahasiswa Akademi Kebidanan Sandi Karsa terhadap  perilaku hubungan seks pranikah.
2.      Faktor-faktor apa yang menyebabkan munculnya perilaku hubungan seks pranikah

C.    Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk :
a.       Mengetahui tanggapan mahasiswa Akademi Kebidanan Sandi Karsa terhadap perilaku hubungan  seks pranikah
b.      Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan munculnya perialku hubungan seks pranikah

D.    Manfaat Penelitian
A.    Akademis
Secara akademis penelitian hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kepada si pembaca khususnya mahasiswa sosiologi sekaligus sebagai bahan informasi kepada pihak lain.
B.     Praktis
Secara praktis bahwa hasil penelitian ini berguna bagi mahasiswa     akademi kebidanan khususnya bagi kalangan remaja saat ini tentang perilaku hubungansekspranikah atau  seks bebas yang saat ini marak dilakukan tanpa menyadari dampak negatif dari seks bebas tersebut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Focus penelitian (konsep) 1
Menurut T. Vredenberg (dalam Kartasapoetra, 1860) yaitu tanggapan atau persepsi adalah cara mengalami objek-objek dari gejala-gejala menurut suatu proses selektif. Melalui proses selektif tersebut seseorang dapat mempunyai tanggapan atau pendapat tentang suatu gejala atau objek dari sebuah peristiwa ataupun kejadian.
Begitu pula pendapat dari Sarwono (2002) yang mengemukakan tanggapan atau persepsi adalah pengalaman tentang objek peristiwa atau kejadian atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Adanya pengalaman terhadap objek atau peristiwa-peristiwa atau kejadian merupakan kesatuan dari apa yang di lakukan oleh seseorang sebagai kegiatannya.
Fenomena, ataumasalah, ataugejalaadalah segala sesuatu yang dapat kita lihat, atau alami, atau rasakan. Suatu kejadian adalah suatu fenomena. Suatu benda merupakan suatu fenomena. Adanya suatu benda juga menciptakan keadaan atau perasaan, yang tercipta karena keberadaannya.
B.     Focus penelitian (konsep) 2
Perilaku seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun sesama jenisnya. Bentuk – bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Sebagian dari tingkah laku itu tidak berdampak apa – apa, terutama jika ada akibat fisik atau sosial yang dapat ditimbulkan (Sarwono, 2002).
Perilaku seks bebas pada kalangan remaja mulai tersalurkan ketika remaja mulai mengenal pacaran yang tidak sehat serta kurangnya kontrol dari orang tua dan masyarakat serta pengetahuan yang kurang di bangku pendidikan.Perilaku seks bebas merupakan bagian dari penyimpangan perilaku karena suatu tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma sosial yang ada dalam masyarakat. Dimana menurut W.Vander Zanden, penyimpangan didefenisikan sebagai suatu perilaku yang oleh sejumlah besar dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi (Suyanto, 2004).
Perilaku yang dilakukan oleh kalangan remaja khususnya seks bebas pada dasarnya bukan tindakan yang murni dari mereka saja (faktor internal), melainkan ada faktor pendukung atau pengaruh dari luar (faktor eksternal). Selain faktor diatas, faktor yang lain yang dapat mempengaruhi seorang remaja melakukan sebuah seks bebas karena ia didorong oleh rasa ingin tahu yang sangat besar untuk mencoba segala hal yang belum diketahui serta ingin mendapatkan sebuah pengakuan dari teman sepergaulan.
C.    Dinamika yang menggambarkan keterkaitan antara konsep 1 dan konsep 2.
Pada kalangan remaja, perilaku seks bebas tersebut dapat dimotivasi oleh rasa sayang dan cinta dengan di dominasi oleh perasaan kedekatan dan gairah yang tinggi terhadap pasangannya, tanpa disertai oleh komitmen yang jelas, dimana remaja tersebut ingin menjadi bagian dari kelompoknya dengan mengikuti norma – norma yang telah di anut oleh kelompoknya, dalam hal ini kelompoknya telah melakukan seks bebas.
Diberbagai media baik itu media elektronik maupun media cetak telah banyak membahas masalah perilaku seks bebas pada kalangan remaja. Akan tetapi masalah tersebut belum pernah tuntas bahkan tetap ada. Dan remaja adalah suatu potensi yang besar akan tetapi remaja juga bisa sebagai problema yang besar.           
Kedua kemungkinan tersebut dapat dilihat dari bagaimana masyarakat atau pihak-pihak yang terlibat baik itu keluarga maupun guru  memberikan pengarahan atau pengajaran terhadap perilaku seks bebas pada kalangan remaja. Dan bagaimana masyarakat khususnya mahasiswa memandang perilaku seks bebas dikalangan remaja itu seperti apa.
D.    Hipotesis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya mahasiswa tidak menyetujui dan pemahaman, pengetahuan, dan tindakan yang dimilikinya. Dalam hal pembinaan masih menilai negatif terhadap perilaku hubungan seks pranikah pada kalangan remaja berdasarkan rendah karena masih kurang optimalnya peranan pemerintah dan organisasi-organisasi setempat

BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Subjek Penelitian
Pengambilan sampel sebanyak 98 orang (4%) dari 2.450 mahasiswa. Data yang telah dikumpulkan dari hasil penelitian diolah dengan menggunakan tabel frekuensi dengan persentasi, kemudian dianalisa secara kualitatif dengan hasil wawancara sebagai pelengkap.
B.     Tahap- tahap Penelitian
Dasar penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah     survei dikarenaka bahwa suatu penelitian yang menggunakan metode          survei tidaklah perlu untuk meneliti semua individu di dalam populasinya       karena hal tersebut memerlukan banyak tenaga, waktu dan biaya.
Adapun tipe penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini          adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan tentang tanggapan mahasiswa terhadap perilaku hubungan seks pranikah yang       terjadi di kalanganremaja.
Peneliti mengumpulkan data melalui observasi, menggunakan kuesioner yang langsung dibagikan kepada responden dan wawancara langsung kepada responden. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode simple random sampling ( pengambilan sampel secara acak sederhana ).


C.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ini merupakan langkah yang sangat    penting dalam penelitian, karena langkah ini sangat menentukan kualitaskeabsahan dan kridibilitas hasil penelitian.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:
a.       Kuesioner
Teknik pengumpulan data ini dilakukan untuk memperoleh data      responden dengan sejumlah pertanyaan tertulis, yang sifatnya terbuka            yang nantinya akan dijadikan sebagai pegangan untuk mengambarkan      fenomena  yang ada sesuai dengan data yang diperoleh.
b.      Observasi
Observasi yang di maksudkan adalah pengamatan langsung             melalui penginderaan yang dilakukan di lapangan pada objek yang diteliti    untuk mengetahui hal yang berhubungan dengan masalah penelitian dalam jangka waktu tertentu.
c.       Studi Pustaka
Studi Pustaka yaitu berupa pengumpulan dan penggalian informasi             yangdiambil dari buku – buku yang relevan dan artikel – artikel yang        menyangkut dengan judul yang di angkat.
D.    Instrument Penelitian
Alat bantu dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi, serta Pusat Komputer, Internet, dan laboratorium.
E.     Keabsahaan dan keajegan penelitian.
Penelitian tentang hal tersebut berdasarkan survey yang dilakukan oleh Departemen Sosial dan Ekonomi Internasional pada tahun 1998 di beberapa Negara Barat seperti Belgia, Kanada, Jerman, Hongaria, Norwegia, Inggris dan Amerika menunjukkan bahwa 2/3 remaja wanita berusia 19 tahun telah melakukan hubungan seksual di luar pra nikah. Senestein (1989) telah melaporkan hasil penelitiannya yaitu bahwa sekitar 69% remaja wanita Afrika-Amerika telah melakukan hubungan seksual tanpa nikah pada usia 15 tahun. Sedangkan Hoffer (1988) menemukan bahwa 25% remaja wanita Afrika-Amerika telah berhubungan seksual tanpa nikah pada usia 15 tahun dan 74% pada usia 18 tahun, sedangkan pada remaja wanita berkulit putih adalah 15% dan 56% (Yusuf, 2006), sedangkan survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1994, jumlah penduduk usia 20-24 tahun mencapai 31,2% dari jumlah penduduk Indonesia. Menurut Kepala BKKBN seks bebas telah ditemukan di setiap propinsi di Indonesia. Hasil penelitian PKBI juga menunjukkan bahwa 9,1% remaja wanita telah melakukan hubungan seks dan 85% melakukan hubungan seks pertama mereka pada usia 13-15 tahun di rumah mereka dengan pacar. Remaja wanita masa kini sudah melakukan hubungan seksual secara aktif. Tiap tahunnya 15 juta remaja wanita berusia 15-19 tahun melahirkan.
Sebenarnya banyak yang menyalah-artikan mengenai seks bebas atau hubungan badan layaknya suami istri. Keingintahuan mengenai hubungan seks yang tidak pernah diajarkan atau informasikan kepada anak dari sekolah atau orangtua di lingkungan keluarga. Penyebab yang paling sering terjadi adalah pacaran di usia dini misalnya dari SMP sehingga ketika duduk di bangku SMA sudah hamil sebelum lulus ujian. Bisa juga karena perjodohan yang telah diikrarkan oleh orangtua, sehingga si anak bisa saja melakukan seks bebas sebelum nikah, kemudian ia hamil dan harus menikah di usia dini.Hal-hal yang mendukung seks bebas, biasanya sangat mudah didapatkan sumbernya untuk memicu perilaku tidak sopan dan tidak beretika ini. Misalnya saja ada suatu media yang menampilkan perempuan berbikini seperti majalah playboy atau DVD/CD porno yang sangat murah beredar di pelosok daerah dan mudah didapatkan: pada malam harinya di layar kaca atau layar lebar juga bisa menonton pemberitaan perkosaan, video porno artis, adegan-adegan mesra ataupun seks yang vulgar dan situs-situs internet yang banyak juga menampilkan video atau gambar-gambar yang tidak wajar yang mudah sekali di akses melalui komputer ataupun handphone.

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B. 1981. Perkembangan Anak. Penerbit Erlangga : jakarta.
          . 1980. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekata Sepanjang Rentang Kehidupan. Penerbit Erlangga : Jakarta.
Kartasapoetra, G dan R.G Widyaningsih. 1982. Teori Sosiologi. Armico : Bandung
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002. Psikologi Sosial : Individu dan Teori-Teori  Psikologi Sosial, Balai Pustaka : Jakarta.
Lapu,YuvenMerdiaris,2010.”KenakalanRemaja”.[online]http://sabdaspace.com/kenakalan_remaja. (diaksespada tanggal 26 Juni 2010).
http:halasehat/index.php/remaja-sukses/DAMPAK-PERILAKU-SEKS-BEBAS
Anonim.2010.”Pengertian Kenakalan Remaja”.[online].http://matheduunila. blogspot















TANGGAPAN MAHASISWA TERHADAP PERILAKU HUBUNGAN SEKS PRANIKAH


PROPOSAL










Rika pricillia
10661001693









FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2012
Read More --►

Contoh studi kasus bakat dan intelegensi



 Mata Kuliah
Pengukuran Bakat dan Intelegensi


                                Dosen Pengampu
                                             Ami Widyastuti, M.Si


studi kasus bakat dan intelegensi


Description: http://a2.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash3/527487_443464095666917_100000099920173_1920378_532430820_n.jpg
 





DISUSUN OLEH :
Dewi Anjani Siregar
Rika Pricillia
Merry Cristina


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2011

STUDI KASUS BAKAT DAN INTELEGENSI bak
KASUS :
Abdi Putra (22) adalah seorang mahasiswa Teknik  Sipil di sebuah Universitas Negeri di kota T***. Ia sekarang duduk di tingkat 3, semester 6. IPK nya cenderung menengah ke bawah, pas-pas makan istilah teman-temannya. Semangat belajarnya pun senin kamis, aras-arasan, atau dengan kata lain tergantung moodnya. Padahal jurusan teknik sipil adalah pilihannya, dengan seleksi yang ketat, ia berhasil masuk ke sebuah Universitas bergengsi di kotanya. Tak main-main, ia berhasil menduduki peringkat 3 dari ratusan saingannya. Ketika itu, banyak yang menyangka, Abdi akan menjadi mahasiswa brilian dengan prestasi akademik yang bagus. Betapa tidak, sejak masih di bangku sekolah, Abdi pun terkenal karena prestasi akademiknya yang memukau. Ia sering mengharumkan nama sekolahnya dengan berbagai medali olimpiade yang dimenangkannya. Mulai olimpiade fisika, matematika maupun kimia. Maka tak heran, banyak yang memprediksi dan menaruh harapan besar bahwa Abdi nantinya akan menjadi ahli Teknik yang handal, ketika ia memilih Teknik menjadi jurusannya. Bahkan, jurusan teknik sipil ini sebenarnya adalah rekomendasi dari salah seorang guru fisika yang dekat dengannya “ Ia akan menjadi insyinyur yang sangat berbakat”, begitu kata gurunya. Maka Abdi pun memilih jurusan ini.
Namun, kenyataanya berbalik sempurna ketika ia masuk jurusan tersebut. Ia bukanlah Abdi siswa yang cemerlang, melainkan menjadi Abdi mahasiswa pemalas, tak ada semangat, dan terancam droup out. Yang anehnya, Abdi tampak sangat antusias jika ia mengutak-atik komputer. Pun ketika ia menjelajah di dunia Internet, ia sangat menikmatinya. Bahkan, sekarang ini Abdi menjadi operator di sebuah warnet terbesar di kotanya, suatu pekerjaan yang sangat bertolak belakang dengan kuliahnya. Apa yang terjadi? Apakah pelajarannya terlalu rumit untuk Abdi yang cerdas atau Abdi telah menjadi mahasiswa salah jurusan?
Jawab :
Dalam kasus Abdi ada beberapa hal yang menjadi penyebab atau akar dari masalahnya. Beberapa hal itu adalah bakat, minat dan kepribadian dari Abdi. Kita bisa melihat bahwa Abdi sebenarnya memilki potensi yang besar untuk meraih kesuksesannya. Potensi itu adalah kecerdasannya yang terbukti dari prestasi-prestasi akademik yang diperolehnya. Jika memakai istilah ekonomi, Abdi telah memilki “modal” yang cukup untuk masa depannya. Pun ketika kita melihat sekilas, Abdi telah memilki bakat yang menonjol dalam bidang eksakta. Banyak alternatif yang membutuhkan bakat dalam bidang tersebut, antara lain kedokteran, teknik, MIPA dan lain sebagainya. Termasuk teknik sipil yang sedang digelutinya saat ini. Namun, “gagal”adalah kata yang cocok untuk melaporkan hasil studinya. Apakah Abdi tidak memiliki bakat? Sepertinya ia punya bakat  yang dibutuhkan dalam studinya, tapi ada satu hal penting yang harus ada dalam semua pekerjaan atau aktivitas apapun, yakni kemauan atau bahasa lainnya adalah minat.
Bakat menurut ahli dalam kamus Bahasa Indonesia (Yardianto, 1997) diartikan sebagai dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa sejak lahir. Bakat atau kemampuankhusus merupakan potensi yang dimiliki individu yang harus digali agar dapat diaplikasikan dengan tepat sesuai bidangnya. Bakat menurut DR Saparinah Sadli adalah yang dalam teori psikologi disebut aptitude. Bakat adalah sebuah faktor bawaan yang berupa potensi, yang aktualisasinya membutuhkan interaksi dengan faktor-faktor dalam lingkungan (Wulyo, 1990). Farida (1998) menuliskan beeberapa pendapat ahli tentang mengertian bakat antara lain :

  1. Werren dalam bukunya Dictionary of Psychology mengatakan bahwa bakat (aptitude) dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi atau disposisi-disposisi tertentu yang menggejala pada kecakapanseseorang untuk memperoleh denganmelalui latihan satu atau beberapa pengetahuan keahlian atau respon.
  2. Crow and Crow dalam bukunya General Psychology mengatakan bahwa bakat (aptitude) adalah suatu kualitas yang nampak dalam tingkah laku manusia pada suatu lapangan keahlian tertentu.
  3. Morgan mengatakan bakat (aptitude) adalah kemampuan khusus yang dibutuhkan dalam aktivitas dan pekerjaan tertentu. Dari pendapat di atas bakat dapat diartikan sebagai suatu potensi pada seseorang yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus melalui proses belajar.
Menurut Dr. Saparinah Sadli, bakat adalah apa yang dalam teori psikologi disebut aptitude. Bakat adalah faktor bawaan yang berupa potensi, yang aktualisasinya membutuhkan interaksi dengan faktor-faktor dalam lingkungan (Intelegensi Bakat dan test IQ oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, PT Favorit Press, Jakarta, 1986, hal.18). Dari pengertian ini kita dapat menarik kesimpulan bahwa bakat itu, pertama, merupakan sesuatu yang masih terpendam. Kedua, bakat akan sangat membantu bila mendapat latihan yang cukup.
Sementara minat adalah fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Minat merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik. Dalam menjalankan fungsi minat berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan.
Manusia memberi corak dan menentukan, sesudah memilih dan mengambil keputusan. Perbuatan minat memilih dan mengambil keputusan disebut keputusan kata hati. Adapun proses minat terdiri dari:
  1. Motif (alasan, dasar, pendorong).
  2. Perjuangan motif. Sebelum mengambil keputusan pada batin terdapat beberapa motif yang bersifat luhur dan rendah dan di sini harus dipilih.
  3. Keputusan. Saat yang penting yang berisi pemilihan antara motif-motif yang ada dan meninggalkan kemungkinan yang lain, sebab tak mungkin seseorang mempunyai macam-macam keinginan pada waktu yang sama.
  4. Bertindak sesuai dengan keputusan yang diambil.
Keputusan kata hati merupakan perbuatan kemampuan untuk memilih dan mengambil keputusan dengan ciri-ciri: mempertahankan seluruh kepribadiannya, sifatnya irrasional, berlaku perseorangan dan pada suatu situasi dan timbulnya dari lubuk hati (Purwanto, 1998).
Dalam kamus Bahasa Indonesia, Minat diartikan dengan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, dan keinginan (Yardianto, 1997). Perasaan senang dan tidak senang merupakan dasar dari suatu minat. Minat seseorang dapat diketahui dari pernyatan senang dan tidak senang terhadap objek tertentu. Antara minat dan perhatian pada umumnya dianggap sama. Tetapi pada prakteknya selalu bergandengan satu sama yang lainnya. Pada kenyataannya jika seseorang tertarik pada sesuatu maka dimulai dengan adanya minat terhadap sesuatutersebut. Jadi minat mendahului perhatian, karena minat merupakan sikap jiwa seseorang, sedangkan perhatian merupakan keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu objek. Jadi antara minat dan perhatian merupakan komponen yang kuat dalam praktek karena apa yang menjadi minat dapat menyebabkan adanya perhatian dan apa yang menyebabkan perhatian tertentu disertai dengan minat.
Farida (1998) menuliskan beeberapa pendapat ahli tentang mengertian minat antara lain :
  1. Jersild dan Tasch menekankan bahwa Minat (interest) adalah hal yang menyangkut aktivitas-aktivitas yang dipilih yang dipilih secara bebas oleh individu.
  2. Doylers Fryer mendifinisikan minat sebagai suatu sikap atau perasaan yang positif terhadap suatu aktivitas orang, pengalaman, atau benda.
  3. Cony Semiawan menengatakan minat sebagai suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya .
  4. Menurut Abu Ahmadi, minat adalah sikap jiwa orang seorang termasuk tiga fungsi jiwanya ( kognisi, konasi, emosi) yang tertuju kepada sesuatu, dan dalam hubungan itu unsur perasaan yang terkuat.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan minat adalah sesuatu yang digemari atau yang disenangi oleh seseorang terhadap terhadap sesuatu atau fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu.
Bakat dan minat merupakan komponen yang tak bisa dipisahkan karena kedua komponen ini jika terpisah maka tidak akan menjamin keberhasilan individu. Seseorang bisa saja mempunyai minat yang besar terhadap sesuatu tetapi jika tidak diimbangi bakat yang ada maka keberhasilan tidak akan menjamin seseorang tersebut. Begitu pula sebaiknya jika seseorang memiliki bakat yang besar tetapi tidak didasari oleh minat yang kuat maka hal itu juga tidak akan menjamin keberhasilannya.
Akan tetapi minat itu sendiri bukan jaminan mutlak untuk berhasil dan begitu juga bakat yang besar bukan satu-satunya kondisi yang dapat menjamin berhasil dalam sesuatu pekerjaan.Pilihan-pilihan yang berdasarkan pada minat semata-mata dan tanpa didukung oleh kecerdasan maupun bakat dapat menimbulkan kekecewaan.

Dari beberapa teori-teori dan pendapat tentang Bakat dan Minat, maka kita dapat menganalisis bahwa Abdi mungkin memang punya bakat di bidang sains, tapi bukan berarti ia dapat berhasil dalam semua bidang sains. Karena ternyata untuk berhasil tidak cukup dengan modal berbakat, tapi juga harus punya kemauan atau minat. Namun, jika hanya memiliki niat pun tak cukup  untuk meraih keberhasilan. Intinya, bakat dan minat harus dipadukan dengan baik atau berjalan beriringan. Hanya ada satu tanpa ada yang lain, tak akan cukup membuat siapa saja berhasil, termasuk Abdi. Meskipun dia memilki otak yang encer, Abdi harus melihat dan memilih apa yang menjadi daya tarik dan minat untuk masa depannya. Abdi yang memiliki minat dalam bidang komputer dan  informatika, tidak berada dalam wadah yang tepat, akibatnya ia melenceng dari tempat yng dipilihnya, yakni Teknik Sipil.
Solusi yang tepat untuk Abdi adalah meng croscheck kembali apa yang disukainya sesuai dengan kemampuannya. Jika ia masih kesulitan untuk mengetahui apa yang menjadi bakat dan minatnya, ia disarankan untuk meminta bantuan dari psikolog untuk membantu memberinya Tes Bakat dan Minat, sehingga ia mengetahui bakat apa yang dimilikinya dan ia berminat dalam hal apa. Penting juga untuk orangtua Abdi lebih memperhatikan masalah ini untuk keberhasilan Abdi nantinya. Juga sebaiknya Abdi tidak serta merta menerima saran dari orang lain tanpa meninjau terlebih dahulu, sekalipun saran itu diberikan oleh orangtua dan pendidik Abdi, karena yang mengetahui diri Abdi dengan baik adalah Abdi sendiri. Selagi memiliki kesempatan, tidak ada salahnya mencoba untuk mengikuti Tes Bakat dan Minat agar tidak terjadi kesalahan yang serupa di masa yang akan datang.

Read More --►