Riekha Pricilia

Perempuan, 21 Tahun

Riau, Indonesia

Tiga sifat manusia yang merusak adalah : kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, serta sifat mengagumi diri sendiri yang berlebihan. <div style='background-color: none transparent;'></div>
::
PLAY
Faceblog-Riekha
Shutdown

Navbar3

Search This Blog

Kamis, 21 April 2011

Tentang Rusli Zainal


BAB 1
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesame serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.Rusli, itulah yang saya tahu sebutan untuk Bapak Gubernur Riau yang memiliki banyak ide cemerlang dan seorang visioner. Seorang pemimpin yang baik dan dihormati adalah dambaan setiap individu sehingga memberi dampak yang besar dan dapat dinikmati oleh orang banyak.
Demikianlah yang ada pada sosok Rusli Zainal dan sering desebut sebagai sang visioner.Mengapa sosok ini dikenal sebagai seorang yang visioner? Hal ini dapat kita lihat dari gaya kepemimpinannya. Rakyat menilai bahwa Rusli Zaenal memang pantas disebut sebagai orang yang memiliki pengaruh besar di Riau, disamping beliau adalah seorang gubernur.Terbukti, dari yang saya dengar bahwa Bang Rusli tidak segan-segan untuk turun dari mobil dinasnya ketika melihat teman melintas. Kemudian menyapa rekan yang sudah lama tidak ketemu tersebut,Padahal ini tidak mungkin dilakukan oleh seorang pajabat. Apalagi seorang Gubernur. Selain itu Gubri juga murah atau tidak merasa berat untuk menyapa orang meskipun langsung dari dalam mobil. Untuk ini Bang Rusli senantiasa membuka kaca mobilnya,Dari contoh tersebut, terlihat bahwa ia memang seseorang yang tidak memandang jabatan sebagai hal yang harus dipertahankan. Ia mau melayani rakyat dan tidak mau sombong. Pernahkah kita bayangkan bila semua pemimpin kita berpikiran seperti ini? Tentu sangat luar biasa.
Namun demikian, mari sama-sama kita mendukung bapak Rusli Zaenal untuk meneruskan pemerintahan yang baik, bersih dan bertanggung jawab di Riau dan kita dukung Sang Visoner kita.,Adapun Bapak Rusli Zaenal ini memiliki beberapa program dan salah satunya adalah sebagai berikut:Program pengentasan kemiskinan, kebodohan dan pembangunan (K2i) yang diusung oleh Gubri HM Rusli Zainal SE sangat bagus sekali. Hal ini dikarenakan program tersebut sesuai dengan kondisi masyarakat Riau saat ini yang memerlukan polesan tiga progam tersebut.
Oleh karena itu kita menyambut baik program ini agar segera direalisasikan agar permaslahan pelik yang menimpa rakyat Riau segera teratasi. Sejauh ini kita masih melihat adanya masyarakat yang kurang mendapat perhatian. Misalnya dari segi pendidikan. Masih ada anak didik yang belum mendapatkan hak untuk mengenyam pendidikan. Oleh karena itu kembali kita harapkan agar Pak Gubernur tetap komit dengan programnya.Bukan berarti rusli zainal tidak pernah tersandung masalah yang di kenal dengan visioner nya,.seperti di sampaikan Lumbung Informasi Rakyat (Lira) berupaya mengangkat kembali kasus korupsi dana APBD yang diduga melibatkan Gubernur Riau Rusli Zainal. Untuk itu, Lira segera menyampaikan dokumen kasus tersebut kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).Ini akan menjadi kado buat pejabat baru KPK untuk membuktikan bahwa mereka properubahan dan antikorupsi," kata Presiden Lira Jusuf Rizal di Jakarta, kemarin. Dia menambahkan, hasil tindak lanjut penanganan kasus dugaan korupsi Gubernur Riau ini dapat menjadi barometer kinerja pimpinan baru KPK.
Menusut Jusuf, dugaan korupsi Gubernur Riau sudah sejak lama dilaporkan masyarakat. Namun, katanya, Rusli Zainal belum juga tersentuh proses hukum. Berdasarkan investigasi Lira, katanya, diduga kuat sejumlah pejabat ikut membekingi sehingga kasus tersebut tidak pernah terkuak tuntas. Itu pula yang menjadi alasan Lira mencoba mengangkat kembali kasus tersebut dengan segera menyerahkan dokumen lengkap tentang itu ke KPK,Jusuf membeberkan, kasus korupsi yang diduga melibatkan Rusli Zainal itu bernilai sekitar Rp 521 miliar, terkait sejumlah proyek di lingkungan Provinsi Riau. Salah satunya adalah proyek multi years senilai Rp 1,7 triliun yang didanai APBD 2003-2008.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
I.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang penulis dapatkan. Permasalahan tsb antara lain :
Bagaimana hakikat menjadi seorang pemimpin?
Adakah teori – teori untuk menjadi pemimpin yang baik?
Apa & bagaimana menjadi pemimpin yang melayani?
Apa & bagaimana menjadi pemimpin sejati?
I.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah
Melatih mahasiswa menyusun paper dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas mahasiswa dalam pembuata makalah.
Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang kepemimpinan rusli zainal gubernur Riau,yang sebagai mana sebagai gubernur provinsi riau.
Agar mengetahui gaya kepemimpinan rusli zainal kedepan nya mau pun yag telah kita lalui bersama.
Memenuhi tugas mandiri yag di berikan dosen untuk bisa mengikuti mata kuliah yang di ajarkan nya.
I.4 METODE PENULISAN
Dari banyak metode yang penulis ketahui, penulis menggunakan metode kepustakaan. Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan tapi dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet). Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data – data tentang topik ataupun materi yang penulis gunakan untuk karya tulis ini.
I.5 RUANG LINGKUP
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penulis miliki maka ruang lingkup karya tulis ini terbatas pada pembahasan mengenai kepemimpinan rusli zainal.


.BAB II
PEMBAHASAN

II.1 HAKIKAT KEPEMIMPINAN
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.
Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :
Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Dari begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa : Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya.Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
II.2 TEORI KEPEMIMPINAN
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri.. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
o Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
o Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
o Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
o Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya
Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.
o Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
o Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Selain gaya kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya.
Otokratis
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.
Demokrasi
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung – jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.
Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gaya kepemimpinan yang diterapkan, yaitu gaya konsideral dan struktur, atau dikenal juga sebagai orientasi pegawai dan orientasi tugas..
Directing
Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila anda berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating (penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu). Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin memberikan aturan –aturan dan proses yang detil kepada bawahan. Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah dikerjakan.
Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staf kita telah lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.
Supporting
Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya bawahannya dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan. Gaya ini akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik – teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda. Dalam hal ini kita perlumeluangkan waktu untuk berbincang – bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam penganbilan keputusan kerja, serta mendengarkan saran – saran mereka mengenai peningkatan kinerja.
Delegating
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.
Keempat gaya ini tentu saja mempunyai kelemahan dan kelebihan, serta sangat tergantung dari lingkungan di mana seorang pemimpin berada, dan juga kesiapan dari bawahannya. Maka kemudian timbul apa yang disebut sebagai ”situational leadership”. Situational leadership mengindikasikan bagaimana seorang pemimpin harus menyesuaikan keadaan dari orang – orang yang dipimpinnya.
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa untuk dapat mengembangkan gaya kepemimpinan situasional ini, seseorang perlu memiliki tiga kemampuan khusus yakni :
Kemampuan analitis (analytical skills) yakni kemampuan untuk menilai tingkat pengalaman dan motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas.
Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills) yaitu kemampuan untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat berdasarkan analisa terhadap situasi.
Kemampuan berkomunikasi (communication skills) yakni kemampuan untuk menjelaskan kepada bawahan tentang perubahan gaya kepemimpinan yang kita terapkan.
Jika saja Riau(indonesia khususnya) memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Maka jika ingin menjadi pemimpin yang baik jangan pikirkan orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak akan bisa mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri. Bangunan akan bagus, kokoh, megah, karena ada pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun umat, membangun masyarakat, merubah dunia akan menjadi omong kosong jika tidak diawali dengan diri sendiri. Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi mengendalikan orang lain tanpa mengendalikan diri.
II.3 KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI
Merenungkan kembali arti makna kepemimpinan, sering diartikan kepemimpinan adalah jabatan formal, yang menuntut untuk mendapat fasilitas dan pelayanan dari konstituen yang seharusnya dilayani. Meskipun banyak di antara pemimpin yang ketika dilantik mengatakan bahwa jabatan adalah sebuah amanah, namun dalam kenyataannya sedikit sekali atau bisa dikatakan hampir tidak ada pemimpin yang sungguh – sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan yang melayani.
  1. Karakter Kepemimpinan yang perlu di terapkan
(1).Hati yang melayani
Kepemimpianan yang melayani dimulai dari dalam diri kita. seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani,yaitu tujuan utama seorang pemimpin adalah melayani kepentingan mereka yang dipimpinnya. Orientasinya adalah bukan untuk kepentingan diri pribadi maupun golongan tapi justru kepentingan publik yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin memiliki kerinduan untuk membangun dan mengembangkan mereka yang dipimpinnya sehingga tumbuh banyak pemimpin dalam kelomponya. Hal ini sejalan dengan buku yang ditulis oleh John Maxwell berjudul Developing the Leaders Around You. Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung dari kemampuannya untuk membangun orang – orang di sekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi sangat tergantung pada potensi sumber daya manusia dalam organisasi tersebut. Jika sebuah organisasi atau masyarakat mempunyai banyak anggota dengan kualitas pemimpin, organisasi atau bangsa tersebut akan berkembang dan menjadi kuat.




B. Metode Kepemimpinan
(2).Kepala Yang Melayani
Seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter semata, tapi juga harus memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas sari aspek yang pertama yaitu karakter dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi pimpinan formal, justru tidak efektif sama sekali karena tidak memiliki metode kepemimpinan yang baik. Contoh adalah para pemimpin yang diperlukan untuk mengelola mereka yang dipimpinnya.
Metode kepemimpinan Ada 3 hal karakter penting yaitu :
v  Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas. Visi ini merupakan sebuah daya atau kekuatan untuk melakukan perubahan, yang mendorong terjadinya proses ledakan kreatifitas yang dahsyat melalui integrasi maupun sinergi berbagai keahlian dari orang – orang yang ada dalam organisasi tersebut.. Seorang pemimpin adalah inspirator perubahan dan visioner yaitu memiliki visi yang jelas kemana organisasinya akan menuju.
v  Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang responsive. Artinya dia selalu tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan, dan impian dari mereka yang dipimpin. Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi.
  Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping bagi orang – orang yang dipimpinnya (performance coach). Artinya dia memiliki kemempuan untuk menginspirasi, mendorong dan memampukan anak buahnya dalam menyusun perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana kebutuhan sumber daya, dsb), melakukan kegiatan sehari – hari seperti monitoring dan pengendalian, serta mengevaluasi kinerja dari anak buahnya.

C. Perilaku Kepemimpinan Yang harus diterapkan oleh Rusli Zainal
(3).Tangan Yang Melayani
Pemimpin yang melayani bukan sekedar memperlihatkan karakter dan integritas, serta memiliki kemampuan metode kepemimpinan, tapi dia harus menunjukkan perilaku maupun kebiasaan seorang pemimpin. Dalam buku Ken Blanchard disebutka perilaku seorang pemimpin, yaitu :
Pemimpin tidak hanya sekedar memuaskan mereka yang dipimpin, tapi sungguh – sungguh memiliki kerinduan senantiasa untuk memuaskan Tuhan. Artinya dia hidup dalam perilaku yang sejalan dengan firman Tuhan. Dia memiliki misi untuk senantiasa memuliakan Tuhan dalam setiap apa yang dipikirkan, dikatakan, dan diperbuatnya.
Pemimpin focus pada hal – hal spiritual dibandingkan dengan sekedar kesuksesan duniawi. Baginya kekayaan dan kemakmuran adalah untuk dapat memberi dan beramal lebih banyak. Apapun yang dilakukan bukan untuk mendapat penghargaan, tapi melayani sesamanya. Dan dia lebih mengutamakan hubungan atau relasi yang penuh kasih dan penghargaan, dibandingkan dengan status dan kekuasaan semata.
Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan bertumbuh dalam berbagai aspek , baik pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi, dsb. Setiap harinya senantiasa menyelaraskan (recalibrating ) dirinya terhadap komitmen untuk melayani Tuhan dan sesame. Melalui solitude (keheningan), prayer (doa), dan scripture (membaca Firman Tuhan ).
Demikian kepemimpinan yang melayani menurut Ken Blanchard yang sangat relevan dengan situasi krisis kepemimpinan yang dialami oleh bangsa Indonesia.

II.4 GAYA KEPEMIMPINAN SEJATI  RUSLI ZAINAL
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau tranformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan Riau dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out ).
Sering kali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah seorang pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dam maximizer.
Kita ambil contoh kepemimpinan tokoh dunia,kerendahan hati dan kepemimpinan sejati dapat kita cermati kisah hidup Nelson Mandela. Seorang pemimpin besar Afrika Selatan, yang membawa bangsanya dari negara yang rasialis menjadi negara yang demokratis dan merdeka.Selama penderitaan 27 tahun penjara pemerintah Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam diri Beliau. Sehingga Beliau menjadi manusia yang rendah hati dan mau memaafkan mereka yang telah membuatnya menderita selama bertahun – tahun. Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala – galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.


BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.
III.2 SARAN
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.
Jika saja Riau(Indonesia khususnya). memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin. Mudah-itu senua ada dalam diri rusli zainal.
DAFTAR PUSTAKA
Gary A. Yukl. (1998) Kepemimpinan Dalam Organisasi. Edisi Bahasa Indonesia. PT. Prenhalindo, Jakarta.
Abe, Alexander. 2001. Perencanaan Daerah: Memperkuat Prakarsa Rakyat dalam Otonomi Daerah. Riau: Lapera Pustaka Utama.

Read More --►

Rabu, 20 April 2011

Aids Di Sekitar Kalangan Remaja Kita

UwJM4d52796ba162b AIDS di Kalangan Remaja dan DewasaBelakangan ini selalu disebut-sebut kasus HIV/AIDS ‘menyerang remaja’, terbanyak di kalangan usia produktif, dll. Ini merupakan penafsiran telanjang dari angka laporan kasus kumulatif AIDS, tapi kalau saja angka-angka tsb. diperhatikan maka ada fakta yang luput dari perhatian.

Penyebutan ‘usia produktif’, ‘kalangan remaja’, dll. merupakan konotasi yang bisa membuka banyak penafsiran. Tentu berbeda halnya jika yang diungkapan hanya rentang usia sehingga bermakna denotasi.

Pernyataan-pernyataan yang bersifat konotasi itu pun akhirnya mengesankan hanya remaja yang menjadi ‘rentan’ tertular HIV. Ini menyesatkan karena tidak ada kaitan langsung antara usia dan penularan HIV. Karena ada kesan remaja sebagai kalangan yang rentan, maka berbagai kegiatan pun ditujukan kepada remaja. Padahal, fakta menunjukkan ada 1.970 ibu rumah tangga (baca: istri) yang terdeteksi mengidap HIV. Ibu-ibu ini tertular HIV dari suaminya (laki-laki dewasa).

Kasus HIV dan AIDS banyak terdeteksi di kalangan remaja karena dipicu oleh kasus-kasus yang terdeteksi pada remaja di kalangan penyalahguna narkoba (narkotik dan bahan-bahan berbahaya) dengan jarum suntik secara bersama-sama dengan bergantian.

Berdasarkan data kasus kumulatif AIDS dari Kemenkes RI per Januari 2011 (sumber data:kompasiana.com) kasus AIDS yang terdeteksi di kalangan pengguna narkoba mencapai 42,61 % dari kasus AIDS pada rentang usia 15 – 39 tahun. Maka, hampir separuh angka merupakan ‘sumbangan’ dari kalangan pengguna narkoba. Mereka ini terdeteksi HIV karena wajib menjalani tes HIV jika menjalani rehabilitasi narkoba.

12970452861243003670 AIDS di Kalangan Remaja dan Dewasa
Tabel 1. Kasus AIDS Pada Rentang Usia 15 – 39 Tahun

Bandingkan dengan kasus AIDS pada rentang usia 40 – 59 tahun kasus AIDS. Kasus AIDS pada kalangan pengguna narkoba hanya 18,16%, bandingkan dengan kasus AIDS pada kalangan tidak pengguna narkoba yang mencapai 81,84 % (lihat Tabel 2).

Karena faktor risiko (mode of transmission) bukan jarum suntik pada pengguna narkoba maka ada kemungkinan kasus AIDS pada kalangan usia 40 – 59 tertular melalui hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah. Maka, tidak mengherankan kalau kemudian terdeteksi 1.970 ibu rumah tangga yang tertular HIV dari suami mereka.

Kasus HIV dan AIDS tidak banyak terdeteksi pada kalangan di luar pengguna narkoba karena tidak ada mekanisme yang bisa ‘menggiring’ kalangan ini untuk menjalani tes HIV. Akibatnya, mereka tidak menyadari kalau mereka sudah mengidap HIV dan menjadi mata rantai penyebaran HIV secara horizontal.

12970453442095491304 AIDS di Kalangan Remaja dan Dewasa
Tabel 2. Kasus AIDS Pada Rentang Usia 40 – 59 Tahun

Kasus AIDS pada perempuan bukan pengguna narkoba suntikan mencapai 89,70% (lihat Tabel 3). Sebagian dari jumlah ini adalah ibu rumah tangga yang tertular HIV dari suaminya.

Sedangkan kasus AIDS pada laki-laki bukan pengguna narkoba suntikan ada 51,66%. Laki-laki inilah yang menjadi mata rantai penyebaran HIV secara horizontal, terutama kepada pasangan seks mereka, seperti istri, pacar, selingkuhan dan pekerja seks komersial (PSK).

1297045558963801763 AIDS di Kalangan Remaja dan Dewasa
Tabel 3. Kasus AIDS Pada Laki-laki dan Perempuan

Melihat kasus AIDS pada laki-laki bukan pengguna narkoba suntikan maka perlu digalakkan sosialisasi kondom. Kalau kondom mendorong laki-laki dewasa berzina tentulah kasus AIDS di kalangan ibu rumah tangga bukan pengguna narkoba suntikan tidak ada karena mereka terhindar dari HIV. Tapi, kenyataan menunjukkan ada 1.970 ibu rumah tangga yang terdeteksi mengidap HIV. Ini menunjukkan suami mereka tidak memakai kondom ketika melakukan hubungan seksual di dalam dan di luar nikah dengan perempuan lain.

Jika laki-laki ‘hidung belang’ enggan memakai kondom pada hubungan seksual dengan perempuan lain secara berganti-ganti atau yang sering berganti-ganti pasangan, maka pakailah kondom jika sanggama dengan istri.

Cara yang ditempuh Malaysia yaitu menerapkan survailans tes HIV melalui skrining rutin kepada perempuan hamil merupakan langkah konkret untuk mendeteksi kasus HIV pada perempuan hamil. Sedangkan survailans terhadap laki-laki dilakukan terhadap pasien IMS (infeksi menular seksual) yaitu penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dari seseorang yang mengidap IMS kepada orang lain, seperti sifilis, GO, klamidia, hepatitis B, dll., pengguna narkoba suntikan, polisi, narapidana, darah donor dan pasien TB.

Dalam perda-perda AIDS yang ada di Indonesia ada pasal tentang program pencegahan penularan HIV dari-ibu-ke-bayi yang dikandungnya. Celakanya, dalam perda tsb. tidak ada pasal yang menjelaskan cara yang konkret untuk mendeteksi HIV di kalangan perempuan hamil.

Belakangan ini penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia dilakukan di hilir yaitu menunggu kasus HIV/AIDS terdeteksi. Ini merupakan tuntutan dari donor asing yang menjadi tulang punggung penyumbang dana penanggulangan AIDS di Indonesia yang dikabarkan lebih dari 70%.

Akibatnya, penanggulangan di hulu diabaikan. Ini mendorong insiden kasus penularan HIV baru. Ini artinya pemerintah hanya menunggu orang tertular (dulu) baru ditangani.[kompasiana.com]
Artikel menarik lainnya:
Macam-macam Penyakit Kelamin

Sudah tahu berbagai jenis penyakit kelamin? Jika ...
Tips Mencegah Anak Dari Video Porno (Tips Untuk Orang Tua)
Read More --►