Riekha Pricilia

Perempuan, 21 Tahun

Riau, Indonesia

Tiga sifat manusia yang merusak adalah : kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, serta sifat mengagumi diri sendiri yang berlebihan. <div style='background-color: none transparent;'></div>
::
PLAY
Faceblog-Riekha
Shutdown

Navbar3

Search This Blog

Jumat, 24 Januari 2014

Facebook mati pada 2017? Tak mungkin!

Facebook mati pada 2017? Tak mungkin!Sebuah studi yang dilakukan Princeton University menyatakan bahwa Facebook akan kehilangan 80 persen penggunanya pada 2017. Namun, belum genap sehari hasil studi itu dipublikasikan, sudah banyak yang menyangsikannya.
Seperti yang dilansir oleh LA Times (22/1), rasanya terlalu mustahil bagi Facebook yang kini berada di atas awan untuk terjun bebas pada tiga tahun mendatang. Analisis para peneliti yang mencoba membandingkan fenomena ini dengan Myspace disebut tidak tepat.
[Peneliti: Layaknya penyakit, Facebook menyebar cepat lalu mati]
"Seperti sebuah penyakit. Facebook awalnya menyebar cepat namun kemudian mati perlahan," ujar salah seorang peneliti.
Anggapan ini disebut salah karena Facebook tidak mirip dengan Myspace, jejaring sosial yang coba dijadikan perbandingan oleh para peneliti. Matinya Myspace dikatakan karena kelemahan jejaring sosial itu sendiri, sementara Facebook dianggap masih jauh dari kata lemah.
Saat berjaya, Myspace sendiri hanya mendapatkan 75,9 juta pengguna per bulannya. Hal ini tentu berbanding jauh dari Facebook yang mendapatkan 1,2 miliar pengguna per bulan.
Jumlah pengguna yang sudah mencapai angka semiliar ini sendiri juga diperkirakan akan terus bertambah. Pasalnya, sejak didirikan tahun 2004, belum ada catatan satu pun tentang berkurangnya pengguna Facebook dalam skala besar.
Facebook sendiri adalah layanan yang lebih dari sekedar jejaring sosial biasa. Banyak orang menggantungkan hidupnya lewat jejaring sosial ini mulai dari perusahaan besar yang mencari konsumen ataupun pengusaha kecil yang menjual produknya secara online.
Memang, tidak menutup kemungkinan nantinya Facebook akan ditinggalkan. Namun, hal itu pastinya tidak akan terjadi pada tiga tahun mendatang.
Read More --►

Awas, jangan sembarangan like kalau tak mau celaka!

Awas, jangan sembarangan like kalau tak mau celaka!Seringkali muncul sebuah post di Facebook yang meminta like dengan tujuan untuk membantu seseorang yang dirundung duka. Namun, sebenarnya post tersebut adalah hoax dan digunakan untuk menjebak orang yang memberikan like saja.
Seperti yang dilansir oleh CNN (21/1), hal ini disampaikan oleh pendiri Facecrooks.com, Tim Senft. Tim menyatakan bahwa meskipun memberikan like terlihat tidak berbahaya, namun sebenarnya pemberi like tersebut ada dalam ancaman.
Para scammer dan spammer biasanya memanfaatkan hal tersebut untuk mendapatkan simpati masyarakat. Simpati ini tak jarang berbuah uang yang akhirnya dinikmati oleh spammer dan scammer sendiri.
"Kebanyakan pengguna tak paham hal ini. Kebanyakan dari mereka berpikiran bahwa memberikan like tidaklah berbahaya," kata Tim yang merupakan aktivis pemantau penipuan lewat Facebook.
Yang dimaksud mengancam ini adalah para penipu tersebut memanfaatkan post menarik simpati agar laman mereka jadi laris dikunjungi. Setelah laris, nantinya post itu akan dihapus dan diganti dengan hal lain. Hal lain ini kebanyakan adalah malware yang justru nantinya akan merugikan pengguna.
"Banyaknya like, share, dan komentar yang Anda lakukan di post itu akan membuatnya jadi viral. Dengan begitu laman berisi post tersebut akan jadi ramai dan mahal harganya di forum blackhat," sambung Tim.
Oleh karenanya, jika menemukan post seperti ini di Facebook, lebih baik jangan terlalu bersimpati. Sebaiknya laporkan saja post ini pada Facebook sebagai konten yang misleading atau menipu.
Read More --►