Teori Karir
Jhon Holland sebagai Teori yang berorientasi Traits-Factor
Teori pemilihan karir Hollad merupakan salah satu teori
pemilihan karir yang beorientasi taits (sifat). Traits-Factor (T-F) adalah
karakter-karakter, hal-halyang ada dalam diri individu. Informasi tentang
karakter individu dapat diperolehmelalui berbagai macam test standar.
T-F muncul diprakarsai oleh Frank Parson. Beberapa
entitas psikis yang dipandang menjadi bagian dari traits danrelatif stabil
adalah minat (interest) bakat khusus (special
aptitudes), kemampuanintelektual/belajar/akademik (scholastic aptitudes).
Factor adalah bukti statistik bahwa traits benar-benar
ada. Dengan demikian factor dapat diartikan sebagai traits yang sudah terukur
dengan berbagai macamalat dengan tehnik analisis faktor. Beberapa ahli percaya
bahwa traits adalahentitas yang dapat
dipelajari (ada karena proses belajar), meskipun demikianmemiliki kecenderungan
menetap. Meskipun demikian traits tidak
dapat diukur secara sangat akurat sebagaimana kondisi mental
manusia yang lain.Beberapa kesimpulan penting tentang traits adalah sebagai
berikut (yangakan menjelaskan hakikat traits). Pertama, setiap individu memiliki seperangkat traits yang unik yang dapat diukur secara valid dan
reliabel (akurat dan stabil). Kedua,
bidang pekerjaan menuntut individu memiliki traits tertentu untuk mencapai keberhasilan, meskipun individu pekerja
yang memiliki traits denganrentangan dan jenis karakteristik (kemampuan)
yang beragam akan menuaikeberhasilan dalam pekerjaan yang tersedia. Ketiga, memilih pekerjaan
adalah proses yang agak linier/langsung dan mungkin dilakukan dengan
mencocokkan traits yang dimiliki individu dengan tuntutan bidang kerja
tertentu. Keempat, semakin dekat
hubungan (sesuai) antara karakteristik personal (traits) dengantuntutan kerja, akan semakin besar kemungkinan
sukses kerja yang berupa produktivitas dan kepuasan kerja
(productivity and satisfaction). Dari sekian banyak uraian mengenai teori
perkembangan karir yangdikemukakan oleh John Hollad, salah satu inti terpenting
dari teori tersebut adalah penjelasan mengenai hubungan antara karakteristik
kepribadian dengankarakteristik lingkungan okupasional. Dalam hal ini bila kita
meninjau makna dari trait-factor itu sendiri, maka dalam teori Holland ini, hubungan
antartipekepribadian dengan lingkungan okupasional merupakan hubungan
traits-factor. Tipe kepribadian merupakan unsur traits dari teori Holland
sedangkan lingkungan okupasional merupakan unsure factor itu sendiri.
Tarsidi (2008), merangkum tentang hubungan antara
tipe/karakteristik kepribadian (traits)
dengan lingkungan okupasional (factor) dalam tabel sebagai berikut:
Gaya Pribadi
Tema Lingkungan Okupasional
Agresif, lebih menyukai tugas-tugas pekerjaan konkret dari pada
abstrak, pada dasarnya kurangdapat bergaul, interaksi interpersonal
buruk. Realistic Pekerja terampil seperti tukang pipa, tukang
listrik, dan operator mesin. Keterampilan teknisi seperti juru mesin
pesawat terbang, juru foto, juru draft dan pekerjaan servis tertentu. Intelektual,
abstrak, analitik, mandiri, kadang-kadang radikal dan terlalu berorientasi pada
tugas Investigative Ilmiah seperti ahli kimia, ahlifisika, dan ahli matematik. Teknisi
seperti teknisi lab, programmer komputer, dan pekerja elektronik. Imaginatif,
menghargai estetika, lebih menyukai ekspresi dirimelalui seni, agak mandiri dan
extrovert.
Artistik seperti pematung, pelukis, dan desainer.
Musikalseperti guru musik, pemimpin orkestra, dan musisi.
Sastrais seperti editor, penulis, dan kritikus.
Lebih menyukai interaksi sosial, senang bergaul,
memperhatikan masalah-masalah sosial, religius, berorientasi layanan
masyarakat, dan tertarik pada kegiatan pendidikan.
Edukasional seperti guru, administrator pendidikan,
dan profesor.
Kesejahteraan social seperti pekerja sosial,
sosiolog,konselor rehabilitasi, dan perawat profesional.
Extrovert, agresif, petualang, lebih menyukai peran-peran pemimpin, dominant,
persuasif,dan memanfaatkan keterampilan verbal yang baik.
Enterprising Managerial seperti
menejer personalia, produksi, dan menejer pemasaran.
Berbagai posisi pemasaran seperti sales person asuransi, real estate,
dan mobil.
KASUS KONSELING DALAM KARIR &
PEKERJAAN
Indikator
Berdasarkan
informasi yang diperoleh dari guru bk, teman satu kelas dan wawancara langsung
dengan Diandra.
a.
Aktif di kelas
b.
Memiliki
keterampilan sosial yang baik
c.
Selalu
membuat contekan atau menyontek pada teman saat ulangan fisikadan matematika
d.
Nilai
ulangan bagus, kecuali nilai mata pelajaran fisika.
e.
Jarang
mengerjakan tugas (PR) mata pelajaran matematika dan fisika.
Rentang
Masalah: Saat duduk dibangku SMA, Diandra selalu mendapat nilai yang kurang dalam setiap ulangan harian, uts, dan
uas matematika maupun fisika. Namun, ketika ditanya oleh
guru pembimbing, wali kelas mengenai penjurusan dikelas XI, ternyata
Diandra ingin masuk program IPA.
A.Analisis
Diandra anak yang berasal dari keluarga yang serba
berkecukupan. Keduaorang tuanya bekerja.
Ayah dan Ibunya seorang wiraswasta. Saat SMP kelas VIII, Diandra pernah menjabat
sebagai bendahara studi tour di kelasnya. Saat menyetorkan uang studi tour,
ternyata uang yang harus disetorkan kurang. Diandra
mengatakan bahwa dia tidak pernah memakai uang studi tour teman-temannya.
Setelah diselidiki, ternyata Diandra salah memberikan uang kembalian pada
temannya. Bukan hanya satu orang, tapi beberapa orang. Sejak saat itu, Diandra tidak menyukai hal yang berhubungan
dengan hitung-menghitung. Menginjak SMA, mata pelajaran matematika
semakin rumit dibandingkan SMP. Diandra pun semakin tidak menyukai pelajaran
matematika, ditambah dengan fisika yang sangat sulit menurutnya.
Orang tua Diandra menginginkan Diandra masuk program IPA saat penjurusan di kelas XI dan
Diandra pun ingin masuk program IPA karena ada mata pelajaran
yang sangat disukainya, yaitu biologi. Namun di sisi lain, Diandra tidak
ingin bertemu lagi dengan mata pelajaran matematika dan fisika. Praktikan
menganalisis hasil psikotes yang pernah diikuti konseli ketika duduk di kelas
X. Dari hasil psikotes tersebut diperoleh data bahwa konseli memiliki kemampuan
umum (intelegensi) ± 120. Minat pekerjaan yang termasuk kualifikasi tinggi
terdapat pada aspek persuasive, dan kualifikasi sedang pada aspek literary.
Kemudian dari bakat terungkap bahwa konseli mempunyai bakat dalam kemampuan
berbahasa yang termasuk kualifikasi tinggi. Secara keseluruhan saran dari hasil
psikotes ini yaitu disarankan konseli untuk masuk dalam bidang studi bahasa
& komunikasi, dan jurnalistik. Dari data psikotes ini, diperoleh data bahwa
kurang ada kesesuaian antara minat konseli dengan hasil psikotes. Pada
aspek kepribadian, kualifikasi tinggi pada aspek affiliation dan succorance. Ini menandakan bahwa konseli
memiliki solidaritas yang tinggi, setiakawan dan memiliki kecenderungan untuk
memahami serta selalu membantu orang lain
yang kesulitan. Merujuk pada hasil psikotes, berdasarkan enam
perkembangan tipe-tipe kepribadian Holland, Dian (konseli) termasuk kedalam
tipe sosial.
Tipe model ini memiliki
kecenderungan untuk memilih lapangan pekerjaan yang bersifat membantu orang
lain. Ciri-ciri dari tipe model ini adalah pandai bergaul dan berbicara,
bersifat responsif, bertanggung jawab, kemanusiaan, bersifat
religius,membutuhkan perhatian, memiliki kecakapan verbal, hubungan antar
pribadi,menjauhkan bentuk pemecahan masalah secara intelektual, lebih
berorientasi pada perasaan. Orang model orientasi sosial memiliki
ciri-ciri kebutuhan akan kemampuan untuk menginter pretasi dan mengubah
perilaku manusia, serta minat untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
B.Diagnosis
Dari
indikator yang diperoleh mengindikasikan bahwa minat Diandra belum terarah
dalam pemilihan program jurusan yang sesuai dengan potensiak ademik yang
dimilikinya.
C.Prognosis
·
Potensi
yang dimiliki konseli
a)
Sehat
(jarang sakit)
b)
Ramah
c)
Mudah
bersosialisasi
·
Hambatan/kelemahan
yang dialami oleh konseli
a)
Tidak menyukai pelajaran menghitung, khususnya
fisika.
b)
Peluang
yang ada di lingkungan
c)
Orang
tua mendukung pemilihan jurusan yang diinginkan siswad.
d)
Tantangan
yang diperoleh dari lingkungan
e)
Teman-teman
satu gank Diandra mengajaknya untuk masuk jurusan yangsama dengan mereka yaitu
IPS, padahal Diandra tidak berminat masuk jurusan IPS. Disisi lain
Diandra ingin tetap satu kelas dengan ganknya dikelas XI nanti.
D.Treatment
Bantuan yang mungkin dilakukan berdasarkan hasil analisis
terhadap potensi konseli, hambatan konseli, peluang serta tantangan dari
lingkungan yangdisesuaikan dengan kondisi dan berbagai keterbatasan di
lapangan, maka didapat beberapa bantuan yang mungkin dilakukan.
Konselor memberikan informasi mengenai jurusan yang dapat
dipilih dikelas XI, mengenai mata pelajaran yang akan dipelajari pada
setiap jurusan, dan pengetahuan yang perlu dikuasai pada setiap jurusan
Konselor menginterpretasikan hasil tes psikologis yang
berhubungan dengan kepribadian, bakat, serta minat konseli. Adapun teknik
wawancara itu, meliputi kegiatan berikut :
a.
Mengarahkan atau menasehatkan (Direct advising),
konselor mempunyai
alasan untuk percaya akan mendorong kearah masa depandan menghindari kegagalan
moril yang serius.
b.
Bujukan
(Persuasion), konselor membujuk siswa memahami implikasidan hasil diagnosa
untuk langkah berikutnya. Konselor tidak menekan pilihan siswa tetapi
membujuk siswa untuk menghindari permasalahan baru. Misalnya, jika konseli
masuk jurusan IPA, konseliakan memperoleh
kesulitan-kesulitan yang lebih dalam mengerjakantugas-tugas untuk mata
pelajaran eksak, khususnya matematika danfisika.
c.
Penjelasan
(Explanation), konselor menyelidiki penafsiran arti dari hasil diagnosa test
dan data nontest dalam suatu usaha untuk meningkatkan pemahaman konseli
tentang hasil dan pilihan mereka.Masing-Masing pilihan karir yang
dipertimbangkan oleh konseli secara sistematis ditinjau dan diproyeksikan ke
masa depan yangsecara psikologis dapat memprediksi kepuasan dan kesuksesan
jabatandalam kedudukan berbeda. Konselor
berinisiatif dalam proses konseling dengan memperkenalkan atau memberikan hasil tes (lembar hasil psikotes).
Satu hasil tes dihubungkan untuk mempermudah pilihan karir konseli.
Konselor memusatkan perhatian pada saat wawancara dalam membuat keputusan.
Alternatif mana yang akan dipilihtergantung
pada konseli sendiri.
E.Follow up (Tindak Lanjut)
Pada akhrinya konseli menyadari bahwa minat dan bakat
konseli bukan pada bidang science atau eksak, melainkan social .
Konselor mendapatkan timbal balik bawah diagnosa masalah Diandra sebagai
pilihan karir yang belum terarahadalah benar. Lebih jauh, penyedia tes dan
informasi lain mengenai diri sendiridan informasi program jurusan dalam
menyimpulkan sebuah karir muncul menjadi strategi konseling yang efektif dan
tidak langsung bahwa Diandra meningkatkan fasilitasnya untuk membuat keputusan.
Selanjutnya bukan tujuaneksplisit pada konseling tetapi lebih menjadi sebuah
produk yang terdapat dalamrencana masa depan Diandra.
Tindak lanjut dilakukan untuk mengetahui keadaan siswa
setelah informasi diberikan dan layanan bimbingan karir yang berbasis teori
trait and factor.
Tindak
lanjut ini membahas:
1.
Sesuai
atau tidaknya keadaan diri dengan pilihan karir berdasarkan data.
2.
Siswa
menerima kenyataan minta dan kemampuan berdasarkan tipe kepribadiannya.
3.
Langkah
selanjutnya bagi siswa setelah mengetahui tipe kepribadiaannya.
4.
Melihat
pengaruh informasi yang telah diberikan dengan perilaku keseharian siswa.
5.
Melihat pengaruh informasi baru dengan hubungan sosial
siswa.
6.
Siswa
dapat memilih alternatif pilihan karir yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya
KESIMPULAN
Akhrinya konseli (Diandra) menyadari bahwa minat dan bakat
konseli bukan pada bidang science atau eksak, melainkan social. Pola minat
berhubungandengan skor dalam intelegensi, sikap khusus dan tes prestasi. Yang
mendasari prinsip sebagai indikator minat adalah kesesuaian antara
kemampuan Diandradengan kenyataan yang ada sebagai dasar dalam memilih karir.
Sebenarnya proses konseling karir trait and factor terbagi dalam wilayah
permasalahan.
a.
Latar
belakang masalah (Kumpulan data diri)
b.
Pernyataan
masalah (Menginterpretasikan tes)
c.
Resolusi
masalah (Informasi Program jurusan/pekerjaan)
Bimbingan karir berbasis pendekatan trait and factor akan membantu siswa dalam berbagai
dimensi yang didambakan oleh siswa sendiri yang kerapkali berkaitan dengan
nilai-nilai kehidupan yang menjadi pegangan dalam hidupuntuk menyadari tentang
berbagai faktor-faktor seperti sifat-sifat atau ciri-ciri kepribadian yang akan
memberikan corak khas yang melekat pada diri siswa yang berpengaruh
terhadap perkembangan karir serta mengidentifikasi faktor tersebutdalam
pribadinya sendiri yang akan mempengaruhi siswa dalam membuat
pilihan jurusan atau karir secara bijaksana, dan bertanggung jawab serta mengimplementasikan
pilihannya tersebut dalam suatu rencana persiapan jangka pendek dan panjang.
0 Komentar: