Riekha Pricilia

Perempuan, 21 Tahun

Riau, Indonesia

Tiga sifat manusia yang merusak adalah : kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, serta sifat mengagumi diri sendiri yang berlebihan. <div style='background-color: none transparent;'></div>
::
PLAY
Faceblog-Riekha
Shutdown

Navbar3

Search This Blog

Jumat, 30 November 2012

Contoh Langkah-Langkah dalam Melakukan Konseling:


Langkah-Langkah dalam Melakukan Konseling:

Langkah
Fungsi dan tujuan
Skil yang umumnya digunakan
1.      Rapport dan structuring. “Hello”
Untuk membangun kerja sama yang baik dengan klien dan untuk membuat klien merasa nyaman dengan konselor. Structuring dibutuhkan untuk menjelaskan tujuan dari konseling. Fungsi strukturing adalah untuk menjaga sesi pada tujuan (tidak melenceng) dan untuk menginformasikan pada klien apa yang konselor mampu dan tidak mampu lakukan.
Attending behavior untuk membangun kontak dengan klien dan client observation skill untuk menentukan metode yang tepat untuk membangun rapport.
Strukturing umumnya menggunakan influencing skill, yaitu information giving and instructions
2.      Mengumpulkan informasi, mendefinisikan masalah, dan mengidentidikasi aset. “Apa masalahnya?”
Untuk mengetahui alasan klien datang dan bagaimana ia memandang masalah. Pendefinisian masalah yang baik akan memberi arah dan tujuan konseling dan menghindari dibahasnya topik yang tidak berguna. Juga untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan klien (positive strength)—Ingat bahwa klien bertumbuh dari kekuatannya, yaitu dari aset-aset positif dan kemampuan-kemampuan!! So, harus digali untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi dan untuk pertumbuhan di masa mendatang
Yang paling umum digunakan adalah attending skills, khususnya the basic listening sequence (berurutan mulai dari open question, closed questions, encourager, parafrase, reflection of feeling, summarization. Umumnya berhasil, tetapi tidak kaku!! Mau penjelasan lebih lanjut? Lihat text book hal 211)
Skil yang lain digunakan bila perlu. Jika masalah tidak jelas, barangkali Anda memerlukan tambahan influention skill.
Penggalian aset positif sering membukakan tentang kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh klien yang berguna dalam mencari pemecahan masalah


3.      Menentukan tujuan. “Apa yang diinginkan oleh klien?”
Untuk mengetahui dunia ideal klien. Hal bagaimana yang diinginkan oleh klien? Bagaimana segala sesuatunya jika masalah dipecahkan? Langkah ini penting karena memungkinkan konselor untuk mengatahui apa yang klien inginkan. Arah yang yang diinginkan klien dan konselor harus dibuat harmonis. Untuk beberapa klien, lewati langkah 2 dan tentukan tujuan terlebih dahulu.
Yang paling umum adalah attending skills, khususnya the basic listening sequence. Dengan klien dari budaya yang berbeda dan yang tidak terlalu banyak bicara, langkah ini (langkah 3) sebaiknya dilakukan sebelum langkah 2.
4.      Mencari alternatif dan mengkonfrontasi client incongruities “Apa yang akan kita lakukan terhadap masalah ini?”
Untuk mencari pemecahan dari masalah klien. Hal ini bisa meliputi pemecahan masalah kreatif (menemukan sebanyak mungkin alternatif pemecahan dengan tidak menilai terlebih dahulu—biar pun alternatifnya tampak bodoh dan tak masuk akal) untuk kemudian memutuskan alternatif mana yang akan diambil. Langkah ini memerlukan waktu yang paling lama dalam konseling
Dapat dimulai dengan kesimpulan tentang discrepancy (ketidaksesuaian). Influencing skills amat dibutuhkan di sini. Attending skills juga dibutuhkan untuk menyeimbangkan.
5.      Generalization dan transfer of learning “Will you do it?”
Untuk memungkinkan perubahan dalam pikiran, perasaan, dan perilaku dalam kehidupan klien sehari-hari. Banyak klien yang mengikuti konseling untuk kemudian tidak melakukan apa-apa untuk mengubah perilakunya, dan tetap hidup dengan pola seperti sedia kala
Influencing skills, seperti directive dan information/explanation umumnya bermanfaat. Attending skills digunakan untuk mengecek apakah klien memahami pentingnya tahap/langkah ini.


Tugas Studi Kasus Konseling


1.      Siapkan kaset dan tape recorder dan pilih subjek yang bersedia menjadi konselee Anda untuk role play. Tugas dikerjakan dalam kelompok (Maksimal 3 orang—minimal 1 orang). Jangan lupa minta ijin pada konselee untuk merekam interview.
2.      Konseling/wawancara bisa merupakan wawancara lanjutan ataupun wawancara pertama. Sebelum memulai konseling, buat Perencaraan Konseling berdasarkan langkah-langkah konseling (Contoh Perencanaan Konseling lihat pada halaman 265-266, atau pada lampiran berikut)
3.      Rekam interview dan buat transcript secara verbatim (kata demi kata dicatat, termasuk ungkapan seperti “Em…….” Masukkan pernyataan konselor maupun testee dalam Format Laporan
4.      Klasifikasikan skill dan fokus interview yang digunakan oleh konselor
5.      Klasifikasikan fokus klien (Lihat contoh)
6.      Identifikasikan langkah-langkah interview. Perhatikan bahwa Anda tidak selalu harus mengikuti urutan langkah tersebut. Anda bisa saja menuliskan langkah 2 lagi setelah Anda melewati langkah 4, kalau memang demikian terjadi dalam wawancara
7.      Buat komentar terhadap transkrip. Gunakan kesan Anda sendiri, tambahkan dengan kerangka konseptual dari materi yang telah dipelajari (Perhatikan contoh).

0 Komentar: