Demikianlah diantara keutamaan-keutamaan kota suci Mekah. Namun, sesungguhnya masih terdapat beberapa keutamaan lain, seperti adanya tempat-tempat mustajab; barangsiapa berdo’a di dalamnya, maka Allah akan mengabulkannya. Keistimewaan lainnya, karena Allah bersumpah dengannya dalam al-Qur’an, dan larangan atas orang-orang kafir untuk masuk kedalamnya. Disamping itu, Mekah adalah kota yang dijaga Malaikat, sehingga Dajjal pun tidak dapat masuk ke dalamnya.
Berikut ini ialah beberapa Hadist Nabi Muhammad SAW yang menunjukkan keutamaan kota Mekah; (1) Rasulullah SAW bersabda ketika beliau berada di Hazwarah : ” Demi Allah, sesungguhnya engkau (Mekah) ialah sebaik-baik bumi Allah, dan bagian bumi Allah yang paling dicintai-Nya, seandainya aku tidak dikeluarka darimu, maka aku tidak akan keluar “; (2) Rasulullah bersabda : ” Tidak ada bumi yang lebih baik dan lebih aku sukai daripadamu (Mekah), seandainya kaumku tidak mengusirku darimu, maka aku tidak akan tinggal di selainmu ” ( Banyak yang meriwayatkan Rosulullah menitikkan air mata sebelum hijarah ke Madinah al Munawwaroh ); (3) Rasulullah bersabda: ” Demi Allah, aku tidak akan meninggalkanmu (Mekah), karena sesungguhnya aku tahu bahwa engkau merupakan bumi Allah yang paling aku cintai, dan yang paling mulia di sisi-Nya. Seandainya kaumku tidak mengusirku, maka aku tidak akan keluar “
Mekah dalam Al-Qur’an :
(1) Makkah. (“Dan Dia-lah yang menahan tangan mereka dari (membinasakan) kamu dan (menahan) tangan kamu dari (membinasakan) mereka di tengah kota Mekah sesudah Allah memenangkan kamu atas mereka”) (Q,s. al-Fath/48:24)
(2) Bakkah. (“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia”) (Q,s. al-Imran/3:96). Ada 4 pendapat mengenai “Bakkah”, (1) Bagian bumi dimana terdapat Ka’bah, (2) Sekitar Baitullah, (3) Masjidil Haram dan Ka’bah, karena “Makkah” ialah nama untuk daerah Haram ( daerah Suci ) seluruhnya, dan (4) “Bakkah” atau “Makkah” sama.
(3) Ummul Qura’ (Perkampungan tua). (“Dan ini (al-Qur’an) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang di berkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura’ (Makkah) dan orang-orang yang disekitarnya”) (Q,s. al-An’am/6:92). Disebut juga dalam surat al-Syura, (“Demikianlah Kami wahyukan kepadamu al-Qur’an dalam bahasa arab supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura’ (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka”) (Q,s.al-Syura/42:7)
(4) Al-Balad (Negeri). (“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim A.S berdo’a: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala”) (Q,s.Ibrahim/14:35) DAlam surat lain disebutkan, (“Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini (Mekah). Dan kamu (Muhammad) bertempat di kota Mekah ini”) (Q,s.al-Balad/90:1-2)
(5) Al-Balad al-Amin (Negeri yang Aman). (“Dan demi kota (Mekah) ini yang aman”) (Q,s.al-Tin/95:3). Menurut Ibn al-Jauzi bahwa orang yang merasa takut pada masa jahiliyah akan merasa aman berada dalam kota Mekah, dan orang arab jika mengatakan sesuatu yang dapat memberikan keamanan menyebutnya “al-Amin”.
(6) Al-Baldah (Negeri). (“Aku hanya diperintahkan untuk menyembah

(7) Haram Amin (Tanah Suci yang Aman). (“Dan mereka berkata; “Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri kami”. Dan apakah kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah haram (tanah suci) yang aman , yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan) untuk menjadi rezki (bagimu) dari sisi Kami?. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”) (Q,s.al-Qashash/28:57). Di riwayatkan juga dalam ayat lain, (“Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan (Negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-merampok. Maka mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada nikmat Allah SWT?”) (Q,s.al-Ankabut/29:67)
(8) Qoryah (Negeri/ampung). (“Dan betapa banyaknya negeri-negeri yang (penduduknya) lebih kuat dari (penduduk) negerimu (Muhammad) yang telah mengusirmu itu. Kami telah membinasakan mereka; maka tidak ada seorang penolongpun bagi mereka”) (Q,s.Muhammad/47:13). Yang di maksud negeri Muhammad menurut Ibn Juzi ialah Mekah.
(9) Ma’ad (Tempat kembali). (“Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) al-Qur’an, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali”) (Q,s.al-Qashash/28:85). Menurut Ibn Abbas, tempat kembali yang dimaksud dalam ayat tersebut ialah Mekah.
(10) Wad Ghairu Dzi Zar’in ( Lembah yang gersang). (Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang di hormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur”) (Q,s.Ibrahim/14;37). Dahulu di Mekah tidak ada tanaman dan air.
Demikianlah sedikit gambaran tentang keutam

0 Komentar: