Retardasi
Mental (mental retardation) adalah
keterlambatan yang mencakup rentang yang luas dalam perkembangan fungsi
kognitif dan social (APA,2000)
Retardasi mental didiagnosis berdasarkan kombinasi dari 3 kriteria :
1. skor rendah pada tes intelegensi formal (skor kira-kira 70 atau di bawahnya)
2. adanya bukti hendaknya dalam melakukan tugas sehari-hari dibandingkan dengan orang lain yang seusia dalam lingkup budaya tertentu, dan
3. perkembangan gangguan terjadi pada usia 18 tahun
Penyebab Retardasi Mental
- Sindrom Down dan Abnormalitas Kromosom Lainnya
sindrom down adalah kondisi yang disebabkan oleh adanya kelebihan kromosom pada pasangan ke-21 dan ditandai dengan retardasi mental serta anomli fisik yang beragam.
- Sindrom Fragile X dan Abnormalitas Genetic Lainnya
Sindrom fragile X merupakan bentuk retardasi mental yang diwariskan dan disebabkan oleh mutasi gen pada kromosom X
- Phenylketonuria (PKU)
Merupakan gangguan yang menghambat metabolisme asam phenylpyruvic, menyebabkan retardasi mental kecuali bila pola makan amat dikontrol.
- Faktor-faktor Prenatal
Beberapa kasus retardasi mental disebabkan oleh infeksi atau penyalah gunaan obat selama ibu mengandung.
Penyakit ibu yang juga dapat menyebabkan retardasi pada anak adalah sifilis, cytomegalovirus, dan herpes genital
- Penyebab-penyebab Budaya-Keluarga
Suatu bentuk retardasi mental ringan uang dipengaruhi oleh lingkungan yang miskin. Faktor-faktor psikososial, seperti lingkungan rumah atau social yang miskin, yaitu yang memberi stimulasi intelektual, penelantaran atau kekerasan dari orang tua, dapat menjadi penyebab atau memberi kontribusi dalam perkembangan retardasi mental pada anak-anak.
Intervensi
Pelayanan yang dibutuhkan oleh anak-anak dengan retardasi mental untuk memenuhi tuntutan perkembangan, sebagian tergantung pada derajat keparahan dan tipe retardasi (Dykens & Hodapp, 1997; Snell,1997)
Retardasi mental didiagnosis berdasarkan kombinasi dari 3 kriteria :
1. skor rendah pada tes intelegensi formal (skor kira-kira 70 atau di bawahnya)
2. adanya bukti hendaknya dalam melakukan tugas sehari-hari dibandingkan dengan orang lain yang seusia dalam lingkup budaya tertentu, dan
3. perkembangan gangguan terjadi pada usia 18 tahun
Penyebab Retardasi Mental
- Sindrom Down dan Abnormalitas Kromosom Lainnya
sindrom down adalah kondisi yang disebabkan oleh adanya kelebihan kromosom pada pasangan ke-21 dan ditandai dengan retardasi mental serta anomli fisik yang beragam.
- Sindrom Fragile X dan Abnormalitas Genetic Lainnya
Sindrom fragile X merupakan bentuk retardasi mental yang diwariskan dan disebabkan oleh mutasi gen pada kromosom X
- Phenylketonuria (PKU)
Merupakan gangguan yang menghambat metabolisme asam phenylpyruvic, menyebabkan retardasi mental kecuali bila pola makan amat dikontrol.
- Faktor-faktor Prenatal
Beberapa kasus retardasi mental disebabkan oleh infeksi atau penyalah gunaan obat selama ibu mengandung.
Penyakit ibu yang juga dapat menyebabkan retardasi pada anak adalah sifilis, cytomegalovirus, dan herpes genital
- Penyebab-penyebab Budaya-Keluarga
Suatu bentuk retardasi mental ringan uang dipengaruhi oleh lingkungan yang miskin. Faktor-faktor psikososial, seperti lingkungan rumah atau social yang miskin, yaitu yang memberi stimulasi intelektual, penelantaran atau kekerasan dari orang tua, dapat menjadi penyebab atau memberi kontribusi dalam perkembangan retardasi mental pada anak-anak.
Intervensi
Pelayanan yang dibutuhkan oleh anak-anak dengan retardasi mental untuk memenuhi tuntutan perkembangan, sebagian tergantung pada derajat keparahan dan tipe retardasi (Dykens & Hodapp, 1997; Snell,1997)
Anak retardasi mental adalah anak-anak yang memiliki
gangguan atau ketidakmampuan dalam kecerdasan, tidak hanya lemah dalam fungsi
kognitif tetapi juga psikomotorik. Masalah yang dikaji: (1) Bagaimanakah subjek
gambar yang diekspresikan oleh anak penderita retardasi mental siswa SLB-C
Yaspenlub Demak?, (2) Bagaimanakah pemilihan perwujudan unsur gambar anak
penderita retardasi mental siswa SLB-C Yaspenlub Demak? Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Sasaran penelitian ini adalah ekspresi
subjek gambar, perwujudan unsur gambar, dan karakteristik gambar anak penderita
retardasi mental di SLB- C Yaspenlub Demak. Teknik pengumpulan data yang
digunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan
melalui reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa subjek gambar yang diekspresikan anak adalah
benda- benda dan lingkungan alam yang ada di sekitarnya. Unsur-unsur gambar
yang ditampilkan sebatas raut- raut geometris yang tidak sempurna, dengan garis
“mlethot” dan warna yang terkesan berbentuk coretan, masih terkesan semampunya.
Saran yang dapat dikemukakan adalah supaya merangsang kebebasan anak
mengungkapkan imajinasi dengan metode pembelajaran menggambar bebas dengan tema
yang ditentukan. Memberikan pengetahuan dan pelatihan yang maksimal tentang
cara mewarnai yang baik, karena menggambar dan mewarnai adalah sarana
pengembang kreativitas anak. Keterbelakangan
Mental DEFINISI
Keterbelakangan Mental (Retardasi Mental, RM) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata disertai dengan berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri (berpelilakuadaptif), yang mulai timbul sebelum usia 18 tahun.
Orang-orang yang secara mental mengalami keterbelakangan, memiliki perkembangan kecerdasan (intelektual) yang lebih rendah dan mengalami kesulitan dalam proses belajar serta adaptasi sosial.
3% dari jumlah penduduk mengalami keterbelakangan mental.
PENYEBAB
Tingkat kecerdasan ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan.
Pada sebagian besar kasus RM, penyebabnya tidak diketahui; hanya 25% kasus yang memiliki penyebab yang spesifik.
Secara kasar, penyebab RM dibagi menjadi beberapa kelompok:
Keterbelakangan Mental (Retardasi Mental, RM) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata disertai dengan berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri (berpelilakuadaptif), yang mulai timbul sebelum usia 18 tahun.
Orang-orang yang secara mental mengalami keterbelakangan, memiliki perkembangan kecerdasan (intelektual) yang lebih rendah dan mengalami kesulitan dalam proses belajar serta adaptasi sosial.
3% dari jumlah penduduk mengalami keterbelakangan mental.
PENYEBAB
Tingkat kecerdasan ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan.
Pada sebagian besar kasus RM, penyebabnya tidak diketahui; hanya 25% kasus yang memiliki penyebab yang spesifik.
Secara kasar, penyebab RM dibagi menjadi beberapa kelompok:
- Trauma (sebelum dan sesudah lahir)
- Perdarahan intrakranial sebelum atau sesudah lahir
- Cedera hipoksia (kekurangan oksigen), sebelum, selama atau sesudah lahir
- Cedera kepala yang berat - Infeksi (bawaan dan sesudah lahir)
- Rubella kongenitalis
- Meningitis
- Infeksi sitomegalovirus bawaan
- Ensefalitis
- Toksoplasmosis kongenitalis
- Listeriosis
- Infeksi HIV - Kelainan kromosom
- Kesalahan pada jumlah kromosom (Sindroma Down)
- Defek pada kromosom (sindroma X yang rapuh, sindroma Angelman, sindroma Prader-Willi)
- Translokasi kromosom dan sindroma cri du chat - Kelainan genetik dan kelainan metabolik yang
diturunkan
- Galaktosemia
- Penyakit Tay-Sachs
- Fenilketonuria
- Sindroma Hunter
- Sindroma Hurler
- Sindroma Sanfilippo
- Leukodistrofi metakromatik
- Adrenoleukodistrofi
- Sindroma Lesch-Nyhan
- Sindroma Rett
- Sklerosis tuberosa - Metabolik
- Sindroma Reye
- Dehidrasi hipernatremik
- Hipotiroid kongenital
- Hipoglikemia (diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan baik) - Keracunan
- Pemakaian alkohol, kokain, amfetamin dan obat lainnya pada ibu hamil
- Keracunan metilmerkuri
- Keracunan timah hitam - Gizi
- Kwashiorkor
- Marasmus
- Malnutrisi - Lingkungan
- Kemiskinan
- Status ekonomi rendah
- Sindroma deprivasi.
GEJALA
Tingkatan Retardasi Mental
Tingkatan Retardasi Mental
Tingkat
|
Kisaran
IQ
|
Kemampuan
Usia Prasekolah
(sejak lahir-5 tahun) |
Kemampuan
Usia Sekolah
(6-20 tahun) |
Kemampuan
Masa Dewasa
(21 tahun keatas) |
Ringan
|
52-68
|
· Bisa membangun
kemampuan sosial & komunikasi
· Koordinasi otot
sedikit terganggu
· Seringkali tidak
terdiagnosis
|
· Bisa mempelajari
pelajaran kelas 6 pada akhir usia belasan tahun
· Bisa dibimbing ke
arah pergaulan sosial
· Bisa dididik
|
Biasanya
bisa mencapai kemampuan kerja & bersosialisasi yg cukup, tetapi ketika
mengalami stres sosial ataupun ekonomi, memerlukan bantuan
|
Moderat
|
36-51
|
· Bisa berbicara
& belajar berkomunikasi
· Kesadaran sosial
kurang
· Koordinasi otot
cukup
|
· Bisa mempelajari
beberapa kemampuan sosial & pekerjaan
· Bisa belajar
bepergian sendiri di tempat-tempat yg dikenalnya dengan baik
|
· Bisa memenuhi
kebutuhannya sendiri dengan melakukan pekerjaan yg tidak terlatih atau semi
terlatih dibawah pengawasan
· Memerlukan
pengawasan & bimbingan ketika mengalami stres sosial maupun ekonomi yg
ringan
|
Berat
|
20-35
|
· Bisa mengucapkan
beberapa kata
· Mampu mempelajari
kemampuan untuk menolong diri sendiri
· Tidak memiliki
kemampuan ekspresif atau hanya sedikit
· Koordinasi otot
jelek
|
· Bisa berbicara
atau belajar berkomunikasi
· Bisa mempelajari
kebiasaan hidup sehat yg sederhana
|
· Bisa memelihara
diri sendiri dibawah pengawasan
· Dapat melakukan
beberapa kemampuan perlindungan diri dalam lingkungan yg terkendali
|
Sangat
berat
|
19
atau kurang
|
· Sangat terbelakang
· Koordinasi ototnya
sedikit sekali
· Mungkin memerlukan
perawatan khusus
|
· Memiliki beberapa
koordinasi otot
· Kemungkinan tidak
dapat berjalan atau berbicara
|
· Memiliki beberapa
koordinasi otot & berbicara
· Bisa merawat diri
tetapi sangat terbatas
· Memerlukan
perawatan khusus
|
Anak dengan MR ringan (IQ 52-68) bisa mencapai kemampuan membaca sampai kelas 4-6. Meskipun memiliki kesulitan membaca, tetapi mereka dapat mempelajari kemampuan pendidikan dasar yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka memerlukan pengawasan dan bimbingan serta pendidikan dan pelatihan khusus.
Biasanya tidak ditemukan kelainan fisik, tetapi mereka bisa menderita epilepsi.
Mereka seringkali tidak dewasa dan kapasitas perkembangan interaksi sosialnya kurang.
Mereka mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru dan mungkin memiliki penilaian yang buruk.
Mereka jarang melakukan penyerangan yang serius, tetapi bisa melakukan kejahatan impulsif.
Anak-anak dengan RM moderat (IQ 36-51) jelas mengalami kelambatan dalam belajar berbicara dan keterlambatan dalam mencapai tingkat perkembangan lainnya (misalnya duduk dan berbicara). Dengan latihan dan dukungan dari lingkungannya, mereka dapat hidup dengan tingkat kemandirian tertentu.
Anak-anak dengan RM berat (IQ 20-35) dapat dilatih meskipun agak lebih susah dibandingkan dengan RM moderat.
Anak-anak dengan RM sangat berat (IQ 19 atau kurang) biasanya tidak dapat belajar berjalan, berbicara atau memahami.
Angka harapan hidup untuk anak-anak dengan RM mungkin lebih pendek, tergantung kepada penyebab dan beratnya RM. Biasanya, semakin berat RMnya maka semakin kecil angka harapan hidupnya.
DIAGNOSA
Seorang anak RM menunjukkan perkembangan yang secara signifikan lebih lambat dibandingkan dengan anak lain yang sebaya.
Tingkat kecerdasan yang berada dibawah rata-rata bisa dikenali dan diukur melalui tes kecerdasan standar (tes IQ), yang menunjukkan hasil kurang dari 2 SD (standar deviasi) dibawah rata-rata (biasanya dengan angka kurang dari 70, dari rata-rata 100).
PENGOBATAN
Tujuan pengobatan yang utama adalah mengembangkan potensi anak semaksimal mungkin.
Sedini mungkin diberikan pendidikan dan pelatihan khusus, yang meliputi pendidikan dan pelatihan kemampuan sosial untuk membantu anak berfungsi senormal mungkin.
Pendekatan perilaku sangat penting dalam memahami dan bekerja sama dengan anak RM.
PENCEGAHAN
Konsultasi genetik akan memberikan pengetahuan dan pengertian kepada orang tua dari anak RM mengenai penyebab terjadinya RM.
Vaksinasi MMR secara dramatis telah menurunkan angka kejadian rubella (campak Jerman) sebagai salah satu penyebab RM.
Amniosentesis dan contoh vili korion merupakan pemeriksaan diagnostik yang dapat menemukan sejumlah kelainan, termasuk kelainan genetik dan korda spinalis atau kelainan otak pada janin.
Setiap wanita hamil yang berumur lebih dari 35 tahun dianjurkan untuk menjalani amniosentesis dan pemeriksaan vili korion, karena mereka memiliki resiko melahirkan bayi yang menderita sindroma Down.
USG juga dapat membantu menemukan adanya kelainan otak.
Untuk mendeteksi sindroma Down dan spina bifida juga bisa dilakukan pengukuran kadar alfa-protein serum.
Diagnosis RM yang ditegakkan sebelum bayi lahir, akan memberikan pilihan aborsi atau keluarga berencana kepada orang tua.
Tindakan pencegahan lainnya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya RM:
· Genetik
Penyaringan prenatal (sebelum lahir) untuk kelainan genetik dan konsultasi genetik untuk keluarga-keluarga yang memiliki resiko dapat mengurangi angka kejadian RM yang penyebabnya adalah faktor genetik.
Penyaringan prenatal (sebelum lahir) untuk kelainan genetik dan konsultasi genetik untuk keluarga-keluarga yang memiliki resiko dapat mengurangi angka kejadian RM yang penyebabnya adalah faktor genetik.
· Sosial
Program sosial pemerintah untuk memberantas kemiskinan dan menyelenggarakan pendidikan yang baik dapat mengurangi angka kejadian RM ringan akibat kemiskinan dan status ekonomi yang rendah.
Program sosial pemerintah untuk memberantas kemiskinan dan menyelenggarakan pendidikan yang baik dapat mengurangi angka kejadian RM ringan akibat kemiskinan dan status ekonomi yang rendah.
· Keracunan
Program lingkungan untuk mengurangi timah hitam dan merkuri serta racun lainnya akan mengurangi RM akibat keracunan.
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan efek dari pemakaian alkohol dan obat-obatan selama kehamilan dapat mengurangi angka kejadian RM.
Program lingkungan untuk mengurangi timah hitam dan merkuri serta racun lainnya akan mengurangi RM akibat keracunan.
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan efek dari pemakaian alkohol dan obat-obatan selama kehamilan dapat mengurangi angka kejadian RM.
· Infeksi
Pencegahan rubella kongenitalis merupakan contoh yang baik dari program yang berhasil untuk mencegah salah satu bentuk RM.
Kewaspadaan yang konstan (misalnya yang berhubungan dengan kucing, toksoplasmosis dan kehamilan), membantu mengurangi RM akibat toksoplasmosis.
Pencegahan rubella kongenitalis merupakan contoh yang baik dari program yang berhasil untuk mencegah salah satu bentuk RM.
Kewaspadaan yang konstan (misalnya yang berhubungan dengan kucing, toksoplasmosis dan kehamilan), membantu mengurangi RM akibat toksoplasmosis.